Mohon tunggu...
Trie Yas
Trie Yas Mohon Tunggu... Jurnalis - Sehari-hari bekerja sebagai Graphic design, editing foto, editing video (motion graphic). Namun tetap menulis buat menyeimbangkan hidup.

Sehari-hari bekerja sebagai Graphic design, editing foto, editing video (motion graphic). Namun tetap menulis buat menyeimbangkan hidup.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Wayang Listrik dalam Panggung Teater

24 September 2014   08:09 Diperbarui: 17 Juni 2015   23:44 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Ayu Laksmi membuka pertunjukan "Made In Bali dengan illustrasi wayang Dewa Pasupati dengan enam tangan."][/caption]

Bali terkenal akan kekayaan seni dan budaya, sama seperti Jogja, Tanah Bali juga melahirkan banyak seniman yang melebur dalam keaslian kultur.

I Made Sidia, I Wayang Balawa, Ayu Laksmi dan Heny Janawati yang merupakan ikon Bali masa kini memperkenalkan budaya bali yang mulai menuju sigerni antara kebudayaan popular dan tradisi. I Made Sidia terkenal dengan wayang listrik yang membuat panggung semakain hidup dengan keindahan artistik sehingga membawa penonton seolah mengijak tanah bali. Ayu Lakmi, nama yang sudah tak asing di dunia hiburan tanah air. Seorang penyanyi pop yang sudah mengeluarkan beberapa album, begitu juga I Wayan Balawan yang piawa main gitar dengan delapan jari seolah-olah bermain piano. Empat jari tangan kiri untuk memainkan kord sedang empat jari kanannya digunakan untuk memainkan melodi. Heny Janawati adalah seorang penyanyi opera yang sering mengikuti kontes di luar negeri. Lantas apa yang terjadi ketika Ikon seniman Bali bersatu dengan keahlian dan kekhasan masing masing ? Hasilnya Luar biasa…

I Made Sidia memang tak seperti Balawa, Laksmi dan Heny. Dia tidak tampak di panggung tetapi sosoknya diwakili oleh wayang-wayang yang diarahkan dan itu menjadi daya tarik tersendiri, Wayang Listrik mungkin masih asing ditelinga kita, dimana seni pertunjukan wayang dipadukan dengan unsur teknologi modern, Memang hanya menjadi simbol atau sebatas ilustrasi di layar panggung tetapi membuat pertunjukan tambah hidup apalagi wayang-wayang itu muncul sesuai porsinya dan membantu si Tokoh dalam berekspresi tersampaikan pada penonton, membuat magis dan seperti itulah Bali dengan kesakralannya yang masih kental sampai sekarang.

Seperti ketika Lagu yang dibawan Ayu laksmi “ Maha Esa” dengan adanya wayang-wayang itu akan menambah kesan mistis, dengan ilustrasi Dewa Pasupati dengan bayangan enam tangan. Wayang-wayang yang peragakan Sidia Terasa pas dan nikmat menemani nyanyian Laksmi begitu juga ketika adegan kegalauan hati Sita, Antara wayang dan nyanyian “Sasiwimba” yang didendangkan Ayu Laksmi dan Heni Janawati kita akan dibuat merinding dengan duet mereka.

Wayang Wayang Sidia tidak hanya melulu magis dan terkesan serius tetapi juga tersaji dengan humor yang dinamis mengikut nada seperti ketika Balawa naik bangun dengan memainkan gitar, wayang wayang tersebut meloncat loncat jenaka seolah mengikuti alunan nada.

[caption caption="Aksi I Wayang Balawan yang berperan sebagai Made."]

[/caption]

Suara Ayu Lasmi yang selama ini terkenal sebagai penyanyi pon rock, tetapi akhir akhir ini berubah menjadi penyanyi yang mencampurkan unsur ethit dalam lagu lagunya terdengar seperti kidung doa. Begitu juga suara tinggi Heni Janawati yang merupakan penyanyi opera ternyata mampu melebur dalam kebudayaan Bali dan menambah suasana Mistis ke dalam panggung.

Balawan yang sudah tak asing lagi di kancang industri musik Indonesia menjadi pengarah musik pada acara tersebut memberi warna tersendiri, Balawan juga ikut naik pangung dan memerankan tokoh Made.

Selain Musik, Wayang, akan hampar tanpa tari, Kobagi, (Komunitas Badan Gila) yang ikut memberi warna dan elemen penting dalam pertunjukan. Kobagi yang jumlah anggotanya sebanyak 16 orang dengan profesi yang berbeda beda dari petani, buruh, wiraswasta, guru sampai PNS ini memperagakan tari, musik yang merupakan perpaduan antara musik kontemporer dan musik angga suara mukti ( perpaduan antara musik barat dengan musik  tradisi Bali).

Bali terkenal dengan pariwisatanya, banyak wisatawan turis  yang datang dan banyak juga diantara mereka terpikat gadis gadis bali, tetapi bali selama ini tidaklah kolot, tetapi selalu bisa melebur begitu juga masyarakatnya. Banyak kesenian bali be asimilasi dan menciptakan kebudayaan tentu tidak menghilangkan kekhasan Bali atau melupakan warisan leluhur.

Wayang Listrik sendiri di perkasain oleh dalan asal Amerika, Larry Reed, Sedang Ide Kobagi sendiri didapat dari seorangeniman Prancis yang bernama Gregoire. Nama nama seperti Ayu Laksmi, Heni Jenawati, I Wayan Balawan dalam bermusik harus melakui jalan panjang, mereka sudah malang buana di negeri orang mencari ilmu tetapi pada akhirnya mereka kembali pada akar, kembali ke tanah leluhur dan memulai berkesenian sesuai kultur dan membuat bali terus melahirkan karya karya yang tak menoton. Mereka Ikon Seniman Bali dan ketika bersatu dalam satu panggung pertunjukan hasilnya akan memberikan menunjukan kekuatan Tanah Bali, betapa kaya akan budaya dan tradi yang selalu terjaga.

***

[caption caption="Ayu Lakmi, Ayushita dan Heni Jenawati."]

[/caption]

Foto-foto Koleksi pribadi

 

http://www.kompasiana.com/lannang

 

 

 

 

 

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun