Mohon tunggu...
ACJP Cahayahati
ACJP Cahayahati Mohon Tunggu... Insinyur - Life traveler

tukang nonton film, betah nulis dan baca, suka sejarah, senang jalan-jalan, hobi jepret, cinta lingkungan, pegiat konservasi energi dan sayang keluarga

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Sayuran dan Buah-buahan Organik, 100% Organik ??

3 Juni 2013   16:57 Diperbarui: 24 Juni 2015   12:35 2150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Siapa sih yang tidak ingin sehat, ya kan ..... sehat itu mahal, sehat itu membuat hidup lebih mudah dan sehat itu juga wujud usaha untuk selalu menkonsumsi makanan sehat. Banyak orang termasuk saya beralih ke bahan makanan organik untuk menjamin hidup lebih sehat, tapi bagaimana kita yakin bahwa bahan makanan kita betul-betul organik dan membuat lebih sehat ??

Saya tidak tahu pasti dengan data jual beli di Indonesia. Namun, tendensi pembelian makanan organik di Jerman, yang pasti  naik sampai 3 kali lipat. Bahkan, menurut hasil kuesioner tahun 2009 ini, 94% rumahtangga di Jerman selalu membeli bahan makanan organik [1]. Dan saya termasuk di dalamnya.

[caption id="attachment_265342" align="aligncenter" width="600" caption="dok pribadi"][/caption]

[caption id="attachment_265345" align="aligncenter" width="600" caption="dok pribadi"]

13702528171883567449
13702528171883567449
[/caption] [caption id="attachment_265347" align="aligncenter" width="600" caption="dok pribadi"]
1370252849433319272
1370252849433319272
[/caption] Definisi Organik

Makanan organik itu definisinya bebas pestisida, bebas pupuk atau obat berbahan kimia dan untuk definisi yang berlaku di Eropa juga bukan hasil mutasi genetik dan tidak disiram oleh air buangan.

Baik di Indonesia maupun di Jerman, harga sayuran dan buah-buahan organik biasanya lebih mahal. Dalam bahasa Jerman, organik diterjemahkan sebagai bio, jadi sayuran dan buah-buahan organik ini disebut Biogemüse und Bioobst atau secara umum disebut Biolebensmittel jadi kalau mencari tanaman organik di Jerman, jangan kaget ya tidak ada organik-organiknya.

Sebetulnya harga lebih mahal ini bisa masuk akal karena tanaman organik membutuhkan perawatan lebih intensif sehingga lebih mahal dan karena tidak menggunakan pupuk atau pestisida  berbahan kimia, jadi sayuran dan buah-buahan organik ini seringkali lebih sensitif pada serangan hama atau lainnya, sehingga biasanya membutuhkan lebih banyak orang untuk merawatnya.

Ketika di Indonesia, bila harga tanaman organik masih terjangkau dan tersedia, saya selalu usahakan untuk membeli yang organik. Namun, pilihannya dulu tidak banyak dan terkadang beda harga antara brokoli bukan organik dan brokoli organik, yang masih saya ingat, membuat sakit perut. Namun, di Jerman sayuran dan buah-buahan organik cukup banyak pilihan dan beda harganya dengan yang non-organik tidak terlalu jauh. Jadi saya selalu memilih tanaman organik.

Di Jerman, sekarang ini karena kebutuhan sayuran dan buah organik ini demikian melonjak tinggi, petani dalam negeri tidak mampu memenuhi semua kebutuhan, sehingga tidak heran bila sayuran dan buah organik di Jerman juga banyak datang dari berbagai negara, ada yang dari Spanyol, Itali, Mesir atau Israel. Bila ada pembaca dari Indonesia yang tertarik mengekspor tanaman atau buah organiknya, saya kira sekarang inilah momennya, karena kebutuhan Jerman akan tanaman organiknya saat ini sangat tinggi.

Label Organik

Apakah kita yakin bahan makanan organik, betul-betul organik ?? Saya kira, sebagai konsumen di Jerman, saya menggantungkan pada label Bio yang ada  pada bungkusnya. Sedangkan konsumen di Indonesia kedudukannya lebih sulit karena menurut [2] saat ini, sekitar 80 persen dari produk pertanian organik dihasilkan oleh kelompok-kelompok petani kecil yang tidak disertifikasi pihak ketiga. Sedangkan kewajiban sertifikasi oleh pihak ketiga itu membebani biaya petani kecil yang sudah lama menjadi penggiat organik. Hmmm ... cukup dilematis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun