[caption id="attachment_361599" align="aligncenter" width="700" caption="Sumber ilustrasi (Http://reformedchristianhomeschooling.files.wordpress.com) "][/caption]
Oleh: J. Haryadi
Lahirnya media sosial seperti Facebook, Twitter, Google+ dan Blackberry Messenger (BBM) membuat banyak orang bisa terkoneksi satu dengan lainnya dengan mudah, meskipun mereka berada dalam jarak yang berjauhan. Berkat media sosial ini sudah banyak orang yang bisa bertemu dengan teman atau keluarga yang sudah berpisah puluhan tahun lamanya.
Akibat pesatnya kemajuan perangkat telekomunikasi, peran media sosial justru semakin meningkat pula. Pola hidup manusia pun ikut berubah, sehingga alat komunikasi seperti HP, tablet dan laptop seolah-olah tidak bisa jauh dari tangan manusia. Hampir setiap saat mereka mengubah status, mulai dari bangun pagi sampai menjelang tidur malam, gadget sudah menjadi bagian dari hidup mereka yang sulit dipisahkan.
Sekarang kita bisa melihat betapa komunikasi secara fisik, face to face, sudah mulai ditinggalkan. Sekedar contoh, ketika anggota sebuah keluarga sedang berkumpul di ruang keluarga, masing-masing anggota keluarga asik dengan HP-nya masing-masing (lihat ilustrasi gambar). Mereka sibuk berkomunkiasi dengan teman atau koleganya di dunia maya. Ironinya, orang yang berada di dekatnya justru diabaikan dan tidak diajak bicara.
Fenomena ini juga bisa kita lihat ketika kita sedang berada dalam kendaraan umum seperti kereta api, Â angkutan kota atau bus. Hampir semua penumpang sibuk dengan gadget-nya masing-masing. Dunia maya seakan begitu menggoda mengalahkan kehidupan dunia nyata. Keasyikan berkomunikasi melalui dunia maya sampai mengabaikan bersosialisasi di kehidupan nyata.
Banyak orang yang lebih asyik menyendiri daripada berkumpul bersama keluarga atau temannya di dunia nyata. Ada yang menyendiri di dalam kamarnya. Ada juga yang pergi ke tempat sepi, misalnya di taman, lalu asyik bercengkrama dengan rekannya di dunia maya melalui jejaring sosial. Kondisi ini tentu harus menjadi perhatian kita semua, jangan sampai dunia maya mengalahkan dunia nyata. Seharusnya media sosial bisa melengkapi pergaulan di dunia nyata, bukan justru mengalahkannya sehingga kita menjadi makhluk yang anti sosial di dunia nyata.
***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H