Mohon tunggu...
Jhon Sitorus
Jhon Sitorus Mohon Tunggu... Ilmuwan - Pengamat Politik, Sepakbola, Kesehatan dan Ekonomi

Indonesia Maju

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

75 Tahun Indonesia Merdeka, Harapan, dan Ancaman Resesi

14 Agustus 2020   15:12 Diperbarui: 19 Agustus 2020   10:32 1685
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi transaksi ekonomi di masa pandemi (Kontan/Fransiskus Simbolon)

Indonesia sudah menapaki usia 75 tahun, usia yang sudah tidak muda lagi jika kita ibaratkan terhadap usia seorang manusia. Selama 75 tahun ini, sudah ada 3-4 generasi yang lahir dalam periode tersebut.

Selama usia tersebut, banyak dinamika yang terjadi di Indonesia hingga membekas dan menjadi sejarah yang tak terlupakan bagi Indonesia, baik dinamika sosial, ekonomi, politik, budaya dan lain-lain secara positif maupun negatif.

Indonesia pernah beberapa kali menghadapi masalah hingga membawa kita ke jurang krisis, walau krisis itu perlahan dengan pasti kita hadapi dan bisa keluar menuju kondisi yang pulih meninggalkan jurang tersebut.

Sebut saja misalnya krisis ekonomi pada pertengahan 1960-an, krisis ekonomi tahun 1997-1998 hingga krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 2008.

Kini, Indonesia dihadapkan pada dilema dan dinamika pandemi yang membawa Indonesia kembali pada bibir jurang.

Sebagian sudah memprediksi Indonesia akan terjatuh ke badai resesi, tetapi sebagian masih yakin bahwa Indonesia mampu bertahan dan tidak terjun ke badai resesi ekonomi yang sudah semakin nyata menghantui setiap perjalanan aktivitas ekonomi itu sendiri.

Pada kondisi yang lain, negara-negara lain malah sudah terlebih dahulu terjun kejurang resesi ekonomi akibat ketidakmampuan menghadapi badai pandemi covid-19 sepanjang tahun 2020 ini. Negara tetangga kita, Singapura sudah resmi mengumumkan resesi, juga Filipina.

Negara-negara maju juga tak luput dari gertakan resesi, macam Inggris, Jepang, Korea Selatan, Italia, Jerman, Prancis, Hongkong, dan Amerika Serikat. Negara terakhir dengan PDB terbesar di dunia bahkan tercatat menglami pertumbuhan -32,9% pada kuartal II dan -5% pada kuartal I.

Meski demikian, ada harapan optimis jika berkaca pada negara lain soal resesi ekonomi. Tiongkok misalnya mampu mencatatkan pertumbuhan ekonomi secara positif pada kuartal II sebesar 3,2%.

Walau sebenarnya Xi JIn Ping tak berani memasang pertumbuhan positif selama tahun 2020 ini terlebih karena pada kuartal I Tiongkok sempat terkontraksi sebesar 6,8% sejak pandemi mulai menggerogoti Tiongkok pada akhir tahun 2019.

Hal ini bukan tanpa sebab yang masuk akal, selain karena faktor konsumsi rumah tangga yang tinggi, Tiongkok juga didukung oleh sektor manufaktur dan konstuksi serta ekspor yang berlangsung pulih dengan cepat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun