Mohon tunggu...
Heri Agung Fitrianto
Heri Agung Fitrianto Mohon Tunggu... lainnya -

Penikmat wisata dan perjalanan yang tinggal di Kota Tuban - Jawa Timur.\r\n\r\nArtikel2 perjalanan saya yang menarik lainnya bisa Anda baca di blog saya : http://jelajah-nesia2.blogspot.com dan http://jelajah-nesia.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Jejak Pelabuhan Legendaris di Pantai Boom - Tuban

22 Januari 2014   12:59 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:35 807
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Keindahan panorama  senja di pantai Boom  yang berombak  tenang tampak sangat indah. Beberapa warga berada disana untuk menyaksikan panorama  yang mengantarkan sang surya kembali ke peraduannya. Nikmatnya Oleh-oleh Khas Tuban Begitu pula dengan aktifitas para nelayan dengan perahu-perahu tradisionalnya yang bersiap atau  beranjak menuju ke laut lepas untuk menjaring ikan.

Bagi yang belum mengetahui, mungkin menganggap Pantai Boom ini biasa saja seperti pantai-pantai yang lainnya. Tetapi siapa sangka jika Pantai Boom ini merupakan jejak pelabuhan yang legendaris .
Pada masa lampau  pelabuhan yang berjarak sekitar 100 meter arah utara dari alun-alun Kota Tuyban - Jawa Timur ini merupakan pelabuhan  besar dan utama dalam jalur distribusi dan perdagangan.
Seperti halnya yang tertulis di prasasti yang terpasang di dinding sumber air berrasa tawar yang ada di lokasi, pantai Tuban ini dulunya menjadiPelabuhan besar yang menjadi jalur lintasan utama perdagangan dan pelayaran pada masa kerajaan Singhasari dan Majapahit.
Di pantai inilah Adipati Ronggolawe menghadang dan menyerang pasukan tentara Mongol yang hendak menyerbu kerajaan Singhasari.
Sebagai bekas pelabuhan niaga yang besar di masa lampau,tak heran bila di kawasan perairan dan pantai ini banyak ditemukan benda-benda bersejarah seperti gentong dan guci, kuno, persenjataan tradisional, keramik dan sebagainya.
Pada era tahun 1990-an di pantai ini diadakan pengangkatan harta karun dari dasar samudera yang dilakukan oleh perusahaan swasta dan telah mendapat izin dari pemerintah.  Saat itu bahkan seremoni acara dimulainya pengangkatan harta karun dilakukan di Pendapa Kridha Manunggal  Kabuapten Tuban. Tampak pada saat itu artis Ria Irawan menjadi kameraman untuk film dokumentasinya.
Saya menjadi teringat dengan kenangan semasa masih sekolah di bangku SMA. Ketika itu seusai pulang sekolah saya saya bersama teman-teman senantiasa menuju ke Pantai Boom ini untuk melihat benda-benda kuno yang berhasil ditemukan dan diangkat dari Pantai Boom.
Ketika itu saya melihat benda-benda yang pada permukaannya banyak ditempeli oleh kerang-kerang laut. Benda-benda itu berupa guci, gerabah, piring , gelas dan sebagainya yang umumnya terbuat dari keramik dan berwarna putih berhias biru atau putih berhias merah. Ada juga yang berwarna solid seperti merah tua, coklat , hitam dan sebagainya.
Beberapa diantara benda-benda yang berhasil diangkat dari perairan Pantai Boom itu bisa dijumpai di Museum kambang Putih Tuban yang berada di sebelah selatan alun-alun Tuban.
Menyaksikan sang Mata Dewa yang bergerak perlahan menuju ke peraduannya menjadi kenangan yang cukup romantis dan mengesankan. Terlebih dengan adanya pendar cahaya penerangan dari lampu merkuri di lokasi.
Karena itu banyak pengunjung yang mengabadikan panorama sunset itu dengan berfoto ria bersama dengan kekasih atau keluarganya.Sayang beberapa lampu penerang yang ada di sana ada yang rusak dan tidak menyala.
Entah kenapa masih belum ada perhatian dari pemerintah daerah setempat untuk segera memperbaiki atau menggantinya.
Dibangunnya kembali Pantai Boom ini pada beberapa tahun yang lalu patut disyukuri. Selain kondisinya yang lebih rapi dan tertata, juga keadaan tanggul pantainya yang kini cukup lebar dengan dilengkapi deretan gazebo atau gardu pandang.Keadaan tanggul itu tentu sangat jauh berbeda dengan keadaan tanggul sebelumnya yang sangat rusak parah karena abrasi air laut.
Terlebih dengan adanya pendar cahaya penerangan dari lampu merkuri di lokasi. Bahkan karena sangat rusaknya,pada bagian ujung  tanggul pantai yang ketika saya masih berusia kanak-kanak itu bisa dilewati oleh kendaraan mobil dan bisa memutar kembali itu tak bisa dilewati secara baik dan lancar walau hanya dengan menggunakan motor saja. Untuk bisa melewatinya harus dengan jalan menuntunnya karena jika nekad melewati dengan menaikinya dan tidak berhati-hati bisa jatuh ke pinggiran tanggulnya.

Jenazah Utuh Terkubur 35 Tahun

Penampakan Jin,Tuyul dan Pocong Di Tuban

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun