Mohon tunggu...
Jati Kumoro
Jati Kumoro Mohon Tunggu... Wiraswasta - nulis di podjok pawon

suka nulis sejarah, kebudayaan, cerpen dan humor

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

(Wayang Koclok) Gatotkaca Judeg

21 Juni 2014   03:29 Diperbarui: 20 Juni 2015   02:56 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gb. Wayang Raden Gatotkaca

Sepak terjang Raden Gatotkaca dalam perang Baratayudha di Kurusetra  benar-benar membikin ngeri dan ciut hatinya para Kurawa. Beberapa Kurawa yang semula berdiri agak menjauh dari Resi Bisma, tanpa segan-segan mereka mendekat ke Resi Bisma dengan wajah ketakutan. Melihat sikap penakut beberapa cucunya itu membuat Resi Bisma mendongkol.

“Memalukan saja kalian ini sebagai ksatriya Hastina, dasar penngecut,penakut semua! Hardik Bisma.

“Duuuhh…. Eyang Bisma, sumprith dweh, ngeri bener lihat tandang anaknya si Bima. Coba lihat tuh, disamber dibawa terbang lalu dilempar kalo nggak gegar otak pasti tulangnya patah semua apalagi kalo dibawa terbang lalu dipuntir kepalanya! Nggak deh, kalo suruh maju melawannya, mending disini saja, aman dan sentosa…….hehehehe,” ucap salah satu Kurawa.

Bisma sendiri yang menyaksikan sepak terjang Gatotkaca benar-benar merasa kagum akan hebatnya benteng pertahanan Pandawa yang satu ini. Kebal semua senjata (kecuali Kontawijayadanu), tahan api apalagi air, jago berkelahi di darat dan angkasa,  menjadikan ksatriya Pringgadani ini jadi ksatriya pilih tanding. Diputarnya segenap akal dan cara agar pasukan Hastina tidak semakin berantakan diporak-porandakan oleh Gatotkaca.

Dengan perlahan dimajukan kereta perangnya sendirian sambil tersenyum karena telah menemukan cara mencegah amukan Gatotkaca. Agak terkejut juga Gatotkaca melihat kedatangan Resi Bisma yang berkereta perang menuju ke arahnya.

“Lhadalah… mau apa Eyang Buyut Bisma ini, tumben maju sendirian, apa mau ngajak berantem, wah kacau nih, mending naik dulu melihat keadaan, “ ucap Gatotkaca dalam hati yang lalu melesat ke angkasa.

Melihat Gatotkaca terbang menjauh, secepat kilat Resi Bisma membidiknya dengan mempergunakan salah satu anak panah pusakanya yang unik. Melihat ada senjata panah meluncur, secepat kilat pula Gatotkaca menghindar, bersembunyi dibalik awan. Tiba-tiba saja anak panah Resi Bisma itu muncul dihadapannya, dan berhenti beberapa meter saja darinya.

“Senjata pusaka apaan ini, kok cuma diam saja,” ucap Gatotkaca bicara sendiri. Dengan segenap kesaktian yang dimilikinya,  dicobanya  untuk menghancurkan anak panah itu. Ternyata anak panah itu tidak hancur, padahal Aji Brajamusiti yang paling diandalkan sudah dikeluarkan. Dengan AjI Kilat Tatit, dicobanya untuk menangkap, juga tidak berhasil. Panah itu terus saja menghindar dan selalu balik lagi ada dihadapannya, diam tak berbuat apa-apa. Kini Gatotkaca bingung sendiri di angkasa. Setiap mau turun menyerang barisan prajurit Kurawa, panah itu selalu menghadangnya terus.  Hampir setengah harian, akhirnya Gatotkaca cuma duduk-duduk di awan dijaga terus sama sebatang anak panah ajaib itu.

Sementara itu ketika melihat Gatotkaca tidak tampak lagi, Resi Bisma dengan tertawa lalu menyuruh semua cucunya yang tadi bersembunyi dibelakangnya untuk maju berperang. Dia sendiri juga duduk-duduk santai di kereta perangnya sambil mengamati jalannya pertempuran.

Saat hari mulai akan gelap, Sri Kresna yang mengetahui kebingungan Gatotkaca karena dikerjai oleh Resi Bisma, segera menyuruh Harjuna agar melepaskan panah Pasopati ke angkasa untuk menandingi anak panah pusaka Resi Bisma.

“ Yayi Harjuna, cepat arahkan Pasopati ke angkasa , kasihan Gatotkaca yang setengah harian di angkasa cuma main petak-umpet dengan panah pusaka milik Eyang Bisma, hehehehe…! perintah Sri Kresna kepada Harjuna.

Akhirnya panah pusaka Resi Bisma kembali lagi ke pemiliknya, dan dengan perasaan lega Gatotkaca lalu turun dari angkasa, segera menghadap Jarjuna dan Sri Kresna.

“HHHHrrrggg…..terima kasih Paman Harjuna dan Uwak Kresna, capek juga hamba dibikin permainan oleh Eyang Buyut Bisma. Permisi dulu, mau istirahat dan pijetan sebentar, supaya besok segar lagi,” kata Gatotkaca sembari pamit  mundur ke belakang.

Sementara itu Resi Bisma yang melihat anak panahnya kembali sudah menduga jika ini adalah perbuatan Harjuna yang dengan panah saktinya telah menolong melepaskan  Gatotkaca sehingga terbebas dari penjagaan anak panahnya. “ Hehehe….. untung hari sudah mendekati gelap,” ucap Resi Bisma yang lalu memutar keretanya, mundur ke garis belakang pertempuran.

Selamat membaca

sumber gambar:http://www.pitoyo.com/duniawayang/galery/details.php?image_id=514&sessionid=fb73b762b2e3c8255110e5c33873e6d6

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun