Judul Lengkap
Buruh, "Pak Jokowi Dari Jawa Ke Jakarta Cuma Bawa Padi, Keris, Dan Wayang. Padi lambang Kemakmuran, Keris lambang Ketajaman, dan Wayang sebagai Dalang Yang  Mengatur."
[caption id="attachment_214294" align="aligncenter" width="350" caption="doc politikindonesia.com"][/caption] Perwakilan buruh dari Konfederasi Serikat Buruh Seluruh Indonesia (KSBSI), Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI), Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI), dan sejumlah organisasi buruhnya melakukan aksi damai di depan Balai Kota DKI. Aksi yang dilakukan sejak jam 10.00 pagi, dengan permintaan yang khas dan sering diungkapkan ketika ada aksi - demo buruh. Kali ini, dengan nada yang hampir sama, "... menolak upah murah;
Kami menuntut janji, Pak Ahok berani naik ke mobil komando, kami juga meminta Pak
Jokowi datang dan berbicara dengan kami. Buruh menagih janji saat kampanye dipenuhi.
Meminta Wakil Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) untuk menemui perwakilan mereka. Pak Ahok nanti temui pekerja. Kami bukan preman dan bukan orang bayaran. Kami berangkat dari tempat kerja bawa bekal, punya gaji semua. Meminta Gubernur DKI Jokowi menepati janjinya saat kampanye yakni memperhatikan kesejahteraan buruh; menuntut menaikkan upah minimum provinsi DKI Jakarta per 1 Januari 2013. Pak Jokowi dari Jawa ke Jakarta cuma bawa padi, keris, dan wayang. Padi lambang kemakmuran, keris lambang ketajaman, dan wayang sebagai dalang yang mengatur, [politikindonesia.com]"
Media tidak/belum melaporkan bahwa Wagub DKI dengan gagah perkasa di atas mobil komando (datang) memenuhi tuntutan para buruh. Pastinya bahwa Mas Jokowi, tak bisa bertemu dengan perwakilan para buruh, karena ia sementara omong-omong dengan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Muhaimin Iskandar, dalam rangka membahas upah buruh di DKI.
Tapi, ku tak begitu fokus ke/pada demo aksi damai para buruh tersebut, melainkan ada kata-kata filosofis yang dalam pada waktu salah seorang buruh melakukan orasi; kata-kata yang mendalam, mengandung makna yang sangat besar, atau bahkan luar biasa.
Coba anda renungkan ulang kata-kata ini, "Pak Jokowi Dari Jawa Ke Jakarta Cuma Bawa Padi, Keris, Dan Wayang. Padi lambang Kemakmuran, Keris lambang Ketajaman, dan Wayang sebagai Dalang Yang  Mengatur." [caption id="attachment_214296" align="aligncenter" width="400" caption="capture from kompas.com/antaranews.com/tribunnews.com/detik.com"][/caption] Kita harus mengakui bahwa, fisik dan mental para buruh (yang giat bekerja tetapi tetap miskin), telah dipaksa menjadi bagian dari instrumen mekanis.  Tidak sedkiti di antara mereka dipaksa (dan terpaksa) untuk menyesuaikan diri dengan irama, kecepatan dan ritme mesin-mesin pabrik dan ritme bising mesin otomotif; mesin-mesin itu, memberikan perubahan dan keuntungan pada pemiliknya, namun sang buruh tetap berada pada kondisi kemiskinan.1351838787263977441
Dengan tuntutan itu, mereka tak memiliki kebebasan, kecuali hanya untuk melakukan aktivitas pokok makhluk hidup (makan, minum, tidur) di sekitar mesin-mesin yang menjadi tanggungjawabnya.
Jadi, sangat beralasan jika mereka melakukan tuntutan dan paksaan agar tuntutan tersebut terpenuhi.  Harapan bahwa nantinya akan terpenuh, karena mereka melihat sosok Jokowi sebagai tokoh yang bisa diharapakan; semacam tokoh mesianis kekinian, iabisa memenuhi harapan dan pengharapan yang selama ini tersimpan di/dalam dada, darah, dan daging mereka.
Di hadapan - mata para buruh, sosok Jokowi yang dengan modal Padi, Keris, Wayang (padahal nyatanya ketika Jokowi boyongan ke Jakarta, ia tidak membawa padi dan wayang, dan keris; atau sebagai orang Jawa, ia bawa Wayang dan Keris, namun tidak membawa padi) tersebut, sebagai ungkapan yang penuh makna.
Jokowi sangat diharapkan untuk merubah keadaan, memberi harapan baru, membuka belenggu-belenggu penindasan yang menindas mereka.
Juga sekaligus menaruh ketidakberdayaan mereka di atas  bahu dan punggung Jokowi; dan dengan itu, mereka akan diam dengan manis sambil menanti, sementara Jokowi berjuang untuk mereka.
Kini, sekali lagi menanti Mas Jokowi  dengan modal Padi, Keris, dan Wayang  melakukan banyak hal untuk publik  Jakarta.
Hmmmmm  .... itulah sepotong cerita realita [caption id="attachment_214296" align="aligncenter" width="500" caption="capture from kompas.com/antaranews.com/tribunnews.com/detik.com"][/caption] LINK TERKAIT1351838787263977441Buruh, Mereka Demo Karena Mereka Termarginalkan
http://lifestyle.kompasiana.com/catatan/2012/10/04/buruh-mereka-demo-karena-mereka-termarginalkan/ [caption id="attachment_214294" align="aligncenter" width="300" caption="doc politikindonesia.com"][/caption]1351837354588309320
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!