Mohon tunggu...
Mbah Paito
Mbah Paito Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Jangan ada guling diantara kita.,.,.,.,.,

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Wayang Suka-Suka : Lahirnya Adipati Karna

5 Januari 2013   11:27 Diperbarui: 24 Juni 2015   18:29 317
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kepala Paito pening karena pertunjukan ketoprak yang seharusnya dilangsungkan malam minggu ini gagal akibat tak ada izin dari Pemda setempat. Padahal ketoprak merupakan hiburan satu-satunya para jomblo  yang sedang galau di malam minggu.  Seharusnya nanti malam Paito dan kawan-kawan akan mementaskan lakon Ande-Ande Lumut. Setelah gladi bersih selesai datanglah berita buruk itu.

Kata Paidi Pemda melarang pertunjukan Ande-Ande Lumut karena didalamnya ada si Yuyu Kangkang padahal sudah jelas-jelas pemda mengeluarkan aturan dilarang ngangkang. "Lho Yuyu Kangkang kan laki-laki?" tanya Paito. "Aku juga sudah bilang gitu, tapi mereka beralasan kalau kata Yuyu Kangkang dan Yuyu ngangkang bedanya tipis  padahal "Yu" itu panggilan untuk perempuan jawa jadi Yuyu Kangkang bisa diartikan sebagai Mbakyu-Mbakyu yang ngangkang. Kalau mau tetap berlangsung, Yuyu kangkang harus dihilangkan atau diganti, gitu " Kata Paidi.

[caption id="attachment_233698" align="aligncenter" width="300" caption="ilustrasi By : Ito"][/caption]

Paito tepok jidat, nggak mungkin ngilangin si Yuyu Kangkang. Cerita Ande Ande Lumut tanpa Yuyu Kangkang ibarat garam tanpa sayur, asin banget. Akhirnya para pemain berembug untuk mencari lakon dadakan. Paito usul lakon ksatria bajahitam, Paidi usul lakon Putri yang ditukar, Paijo usul lakon Cinta Fitri, Paino usul lakon Noktah Merah Perkawinan. "Kenapa sinetron semua, dasar laki-laki doyan sinetron" protes si Paijem. "Lho Jem, ksatria baja hitam kan bukan sinetron" kata Paito. "Iya, tapi terlalu predictable nggak asik, lagian siapa mau jadi monsternya" kata Paijem.

Semua diam nggak ada yang berani mbantah kalau cewek manis yang satu itu berkomentar, takut dicoret dari daftar calon pacarnya. "Gimana kalau kita mentasin kelahiran Adipati Karna aja, dia kan ksatria pujaanku" kata Paijem. "Jem, kita ini grum ketoprak bukan wayang orang, lagian kenapa bukan karna tanding aja sih, lebih seru" protes Paino. "Aku nggak tega liat Karna meninggal, asyik pas lahirnya aja, unyu-unyu. Ada yang nggak setuju?" tanya Paijem. Semua diam, cewek manis itu senyum-senyum penuh kemenangan. "Oke, kalau semua setuju ayo latihan" kata Paijem.

Akhirnya dengan persiapan yang serba dadakan pertunjukanpun tetap digelar. Nggak disangka-sangka penonton membludak. Bangku-bangku mulai terisi para penonton yang kebanyakan ABG  alias Anak Banyak Galau. Entah kesambet setan apa para ABG itu kok mau-maunya nonton wayang orang, mungkin mereka bosan liat hiburan yang terlalu mainstream. Layar dibuka, penonton sudah menanti sambil ngemil kacang goreng, pentol, cilok, kuaci, rengginang hingga rempeyek laron...

Dewi Kunti yang diperankan oleh Paijem tampak kebingungan. Ia hamil akibat mencoba-coba mantra Adityaredhaya yang diberikan oleh Resi Druwasa. Mantra itu dapat memanggil dewa dan meminta berkah dari dewa. Suatu pagi ia merasakan hangat sinar mentari, ia merapalkan mantra tersebut sambil membayangkan dewa surya. Tiba-tiba muncullah dewa surya yang gagah dan tampan dihadapannya. Akhirnya apa yang terjadi terjadila. Ia hamil tanpa suami.

Prabu Basukunti  ikut bingung karena anaknya hamil diluar nikah. Apa kata orang nanti jika mengetahui bahwa Kunti yang punya nama lain Prita itu hamil padahal sebentar lagi akan diadakan sayembara untuk mendapatkan Dewi Kunti yang salah juga akan diikuti oleh Pandu Dewanata Raja Astina. Prabu Basukunti meminta pertanggungjawaban pada Resi Druwasa yang telah ngajarin anaknya mantra pemanggil dewa tersebut. Resi Druwasa menyanggupi permintaan Prabu Basukunti dengan berjanji akan membantu proses kelahiran anak Dewi Kunti.

Dewi Kunti bersiap-siap untuk melahirkan. Ia dibawa ke ruang IGB (Instalasi Gawat Banget) oleh dokter istana. Namun ketika ditunggu-tunggu belum juga terdengar suara bayi nangis. Penonton yang menyaksikan ikut larut dalam ketegangan. Mereka jadi iba kepada Dewi Kunti alias Dewi Prita. Akhirnya atas prakarsa penonton berjilbab ungu, lahirlah gerakan koin untuk prita jilid 2, tujuannya untuk membantu biaya persalinan dewi kunti. Para ABG yang awam tentang wayang itu mengira kalau anak Dewi Prita nggak lahir-lahir karena takut nggak bisa bayar biaya persalinan. Seorang ABG yang rada ngerti wayang justru mengira kalau koin itu untuk operasi vaginoplasty untuk mengembalikan keperawanan Dewi Kunti.

[caption id="" align="aligncenter" width="535" caption="Karna dan Kunti http: wayang.wordpress.com"]

Karna dan Kunti http: wayang.wordpress.com
Karna dan Kunti http: wayang.wordpress.com
[/caption]

Namun permasalahan bukan pada biaya ataupun keperawanan dewi kunti melainkan Dokter Istana kebingungan gimana caranya mengeluarkan si jabang bayi karena terkendala oleh Perda dilarang ngangkang. Gimana bayi mau keluar kalo pahanya nutup. Pada waktu itu belum ada teknologi operasi cesar sehingga lahir normal adalah satu-satunya jalan. Akhirnya dipanggillah Resi Druwasa, dengan kesaktiannya bayi mungil tersebut dapat dikeluarkan dengan cara yang anti mainstream. Bukan melalui "jalan" pada umumnya, melainkan melalui telinga dewi kunti. Akhirnya anak tersebut diberi nama "Karna" yang artinya "telinga".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun