Mohon tunggu...
irfanzainal
irfanzainal Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Money

Memanfaatkan Kedekatan dengan Yusuf Kalla Fili D4F Menipu Banyak Member

4 Oktober 2015   20:07 Diperbarui: 4 Oktober 2015   20:16 22743
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Akhir – akhir ini ditengah lesunya ekonomi dunia, biasanya orang akan mencari alternatif lain untuk berinvestasi. Mencari hal tersebut merupakan hal hal yang rad asulit.Yang marak justru bisnis online yang mempermainkan uang atau lazimnya disebut money game.

Saat ini bisnis money game yang mengaku sebagai bisnis komunitas sebagai bagian strategi untuk menghindari sanksi hukum bagi pionirnya, atau penggagas atau disebut ownernya bisnis ini dalam hal ini saudara filimuttaqiem dari palembang. Jualan utama darifili adalahnya kedekatannya dengan bapak wakil presiden yusuf kalla dan dibuktikan dengan fotonya berdua dengan beliau.Fili juga mengaku karder nasdem dan merupakan kandidat calon walikota Palembang bagi pemilihan walikota berikutnya.
Bisnis dar isaudara fili adalah yang marak saat ini disebut dengan Diamond for Freedom atau akrab disebut DAF dengan website yang sudah berubah menjad ilewa tpromonesia yang semula websitenya www.d4f.com.

Pada presentasi awal mulai bisnis ini saudara fili mengatakan dan menjanjikan bahwa bisnisini akan kuat dan bertahan karena system IT nya yang luar biasa canggih. Dikatakan modal yang ditanamkan ditambah token 200 ribu ditambah dengan keuntungan yang 1 persen perhari akan dikembalikan setelah 17 hari. Apa daya ternyata belum genap 17 hari bisnis ini sudah berulah dan sudah mulai ngak jelas dimana janji yang semula akan cair uang modal awal ditambah token dan hasil investasi tetapi ternyata yang dikembalikan hanya uang token dan hasil investasi yang 15%.

Hal ini masih kita toleransi.Tetapi ternyata hal ini hanya berlangsung 2 putaran saja.Putaran ketiga semuanya modal dan keuntungan 15% dan token ditahan untuk 3 bulan. Infonya system tidak mengantisipasi masuknya member yang inves 8 M. Kemudian website bertukar menjadi www.promonesia.com dan pada member login kita di blok dan dikatakan uang member akan dikembalikan. Tertulis yang akan dikembalikan sebesar uang modal dan token setelah dikurangi dengan hasi linvestasi dar itelah kita terima. Walau dongkol terpaksa member menerima kebijaksanaan hal yang tidak adil tersebut.Tetapi hingga kin iuang modal kita belum kembali juga 1 persen.

Jumlah uang milik member tersebut bervariasi dari 1 juta hingga 30 juta dan diperkirakan mencapai 1 M, dan rencananya para member tersebut akan melaporkan hal bisnis penipuan tersebut kepada ihak yang berwajib

Di bagian login member yang di blok tersebut tercantum juga agar kita tidak menjelek-jelekkan perusahaan supaya uang dikembalikan. Tetapi ternyata hingga kin itidak ada niat baik dari pengelola untuk mengembalikan bahkan menyalahkan kita yang tidak ikut aturan .Pertanyaanny aaturan mana yang tidak dikuti oleh member batam dari aturan tersebut.Sebetulnya jika ada niat baik dari pengelola untuk menyelesaikan hal ini sangatgampang, karena fili dan team yang mengatur siapa mengirim kesiapa.

Kabarnya saat ini sistemnya sudah bagus dan lancer tapi saya hakul yakin suatu saat akan stagnan atau sengaja dibuat stagnan dan akan diarahkan ke rekening penampung yaitu adalah rekening yang dimiliki oleh pengelola dan setelah itu diumumkan bahwa sudah tidak seimbang lagi antara member pengirim dan penerima dan selesailah bisnis kita dan tidak ada yang dapat disalahkan karena kita bisnis komunitas. Yang menang terakhir adalah member lama dan pemilik rekening penampung terakhir yang saya duga dapat diarahkan oleh system yang dikendalikan.

Saat ini seorang diantara member batam ada yang stroke karena memikirkan uangnya yang puluhan juta yang tidak kembali. Bahkan jika tidak kunjung jelas juga uang yang ditanamnya dibisnis ini kemungkinan rumahnya akan disita bank dan bias jadi dia akan lebih menderita lagi.

Pertamyaam berikutnya siapakah korban berikutnya dari system ini.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun