Mohon tunggu...
Priyono Budisuroso
Priyono Budisuroso Mohon Tunggu... Dokter - Dokter SpA di Purwokerto

Pangkat dan Golongan sebagai PNS sudah "mentok" IV E, tidak ada Pangkat dan Golongan yang lebih tinggi lagi, kalo di Ketentaraan berarti " Jendral" ya., Tidak cari musuh dan tidak ingin dimusuhi " Ngluruk tanpa bala, menang tanpa ngasorake"

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Fakultas Kedokteran: Dulu dan Sekarang

12 Juli 2013   17:58 Diperbarui: 24 Juni 2015   10:38 2961
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Masuk Kedokteran, sampai sekarang masih dianggap sebagai sesuatu yang MENJANJIKAN  untuk masa depan, ini berlaku bukan hanya untuk AWAM , tetapi juga bagi orang tua yang berprofesi Dokter . Atas asumsi tadi, Fakultas Kedokteran tidak pernah sepi peminat dan untuk FK swasta masih merupakan LAHAN BISNIS yang menjanjikan, ini terbukti makin menjamurnya Universitas di Indonedia yang berusaha mempunyai Fak Kedokteran untuk Program Studinya.

Fakultas Kedokteran dari segi cara masuk sampai dengan kelulusan Program Profesi dari tahun ke tahun mengalami perubahan sesuai dengan dinamika yang terjadi sehubungan kompetensi yang diharapkan.

CARA MENDAFTAR :

Dulu : sekitar tahun 1970 an, cara mendaftar ke Fakultas yang di inginkan belum di koordinasi seperti sekarang sehingga kalau ingin masuk FK UI misalnya, maka ber berbondong2 berangkat ke Jakarta untuk ikut test, saat itu hanya boleh memilih 2 fakultas untuk masing2 Universitas, mau ke Undip, ber bondong2 ke Semarang, mau ke UGM juga begitu, sehingga secara kuantitas , memperebutkan kursi Fakultas persaingannya sangat ketat karena persaingan untuk calon seluruh Indonesia. Pengumuman kelulusan tahap 1 kemudian diikuti dengan wawancara , baru kemudian pengumuman tahap 2.

Sekarang : dengan kemajuan sistim  informasi, dilakukan sistim pendaftaran terpadu yang makin disempurnakan, misal UMPTN ( Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negri) dan sekarang menjadi  SNMPTN ( Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negri)  yang berdasarkan Penjaringan Prestasi Akademik (PPA) , SBMPTN ( Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negri) dan Lokal

PERKULIAHAN ;

Dulu : Perkuliahan dihitung satu tahun penuh baru dilakukan ujian, sehingga sebutannya adalah mahasiswa tingkat I, II, III dst. Dalam perkuliahan, absen tidak ada, hanya pada Praktikum diberlakukan sistim absen.roses perkuliahan secara orasi dan papan tulis, ini yang konon membuat mahasiswa terbiasa menulis cepat dan terbawa sampai menjadi Dokter tulisannya seperti cakar ayam, susah dibaca......hehe. Buku manual sangat minim dan mahal, untuk bahan ujian masih mengandalkan hasil tulisan tangan. Untuk mahasiswa yang tidak masuk kuliah, terpaksa pinjam catatan teman untuk ditulis dirumah atau ada juga kiat dengan minta teman untuk meng " karbon" saat kuliah. Fotokopi masih merupakan barang langka dan  mahal. Bagi mahasiswa pemalas, malam sebelum ujian sangat bergantung belas lasihan teman2 nya, karena harus pinjam buku kesana kemari setelah temannya selesai belajar.Biasanya teman baru boleh dipinjam bukunya setelah jam 12 malam, sehingga mahasiswa pemalas praktis tidak tidur atau "wayangan".

Ujian kenaikan tingkat dilaknanakan pada akhir tahun perkuliahan, pada saat yudicium ada 3 kriteria : 1 lulus, berarti langsung naik tingkat. 2 Mengulang, dengan formula minimal :  n/2 + 1 artinya baru boleh mengulang apabila minimal jumlah mata pelajaran  yang lulus adalah jumlah seluruh mata pelajaran dibagi 2 ditambah satu, misal jumlah mata pelajaran 10, maka baru boleh ikut ujian ulangan minimal 10/2+ 1 atau lulus 6 mata pelajaran. 3 Tidak lulus, apabila tidak memenuhi kriteria n/2 + 1. Untuk mhs yang mengikuti ujian ulangan , diberi kesempatan 2x, sehingga dalam setahun ada 3 kali yudicium. Apabila mahasiswa  akhirnya tidak lulus setelah kesempatan mengulang tadi maka mahasiswa tidak naik tingkat, dan diberlakukan SISTIM GUGUR, artinya mengulang semua mata pelajaran lagi pada perkuliahan berikutnya ( sadis kan sistim zaman dulu....hehe).. Apabila mhs tidak naik 2x pada tingkat yang sama maka yang berlaku adalah DO ( DropOut), dikeluarkan. .....sadis kan....

Tingkatan di FK adalah tingkat I, II, III, IV dan V, sehingga bila lancar, untuk menempuh Sked adalah 5 tahun, jadi kalau ada mhs yang tiap tingkat pernah tidak lulus, maka masa tempuh menjadi Sked jadinya 10 tahun....hehe.               Tingkat  V, mulai masuk ke bangsal untuk pengenalan klinik dgn status  CoMuda ( CoassMuda). Dan setelah lulus tk V menyandang gelar Sked dan masuk pendidikan Profesi. Untuk nilai , pokoknya C saja sudah senang.

Sekarang : perkuliahan memakai SKS, Sistim Kredit Semester ( kira2 sistim yang dipakai kaya....kredit motor lah, perkuliahan dengan sistim mencicil.....hehe ). Masa perkuliahan memakài sistim Semester dan masa tempuh PERKULIAHAN  S1 MAKIN DIPERPENDEK , TIDAK ADA SISTIM GUGUR, TIDAK ADA ISTILAH TIDAK NAIK TINGKAT....wah UWENAK TENAN....hehe

Masa tempuh Sked bila lancar bisa 3,5  sampai 4 tahun, atau CUMA 7 sampai 8 Semester....enak kan? Tiap Semester diikuti Ujian Mid semester, pada akhir semester ada ujian Semester, bila tidak lulus bisa ikut Remidi, bila mau memperbaiki nilai ikut Semester Pendek, bila tidak lulus lagi bisa ikut Ujian Khusus, pokoknya......mahasiswa sekarang DIMANJA dengan harapan agar CEPAT LULUS dengan MENGHALALKAN SEGALA MODEL PEMBELAJARAN, termasuk model KBK ( Kurikulum Berdasarkan Kompetensi ) Untuk Nilai....wah bikin TERCENGANG......tidak ada nilai dibawah C  ( karena nilai B baru dianggap Kompeten.)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun