[caption id="" align="aligncenter" width="447" caption="Keberadaan sampah harus segera tertangani secara serius dan menyeluruh (Sumber:antarafoto.com)"][/caption]
Baik saya ataupun anda tentu merasa prihatin, kesal, dan gregetan melihat sampah dan tumpukannya. Namanya sampah jelas megganggu, selain tidak enak dipandang mata, sampah juga menyebabkan polusi bau yang tidak sedap serta pencemaran di tanah dan air. Bahkan sampah menjadi pemicu utama terjadinya banjir di musim hujan, karena banyaknya sampah yang menyubat saluran drainase dan menumpuk di sungai. Semuanya terjadi karena tiadanya penanganan sampah yang baik dari pemerintah baik secara aturan maupun pengelolaannya, apalagi ditambah perilaku masyarakat yang begitu rendah akan kesadaran dalam membuang sampah.
Masalah sampah harus segera ditangani agar tidak sampai berlarut dan mengganggu akifitas kegiatan masyarakat. Menangani sampah tidak dapat bekerja sendiri perlu melibatkan semua pihak karena merupakan masalah kita bersama. Sebenarnya jika dipikir-pikir penanganan sampah cukuplah sederhana dan tidak perlu terlalu muluk-muluk melihat keberhasilan negara lain dalam menagani sampah. Asal bersungguh-sungguh dan menggunakan potensi yang ada penanganan sampah akan menjadi murah, efisien, dan berdaya guna.
Jika kita melihat kondisi di sekitar kita banyak yang bisa dilakukan dan menggunakan segala potensi yang ada untuk diajak kerja sama dan sinergi dalam menyelesaikan masalah sampah. Peran pemerintah beserta pemangku kepentingan (stake holder) baik dari masyarakat, swasta dan akademisi perlu dilibatkan untuk turut serta disesuaikan dengan kemampuan dan wewenangnya masing-masing.
Kita mengetahui bahwa tidak sedikit masyarakat –terlepas terpaksa atau tidak- memilih menjadi pemulung sampah. Keberadaan pekerja sektor informal tersebut cukup membantu dalam menagani masalah sampah yang cukup menumpuk. Bagi mereka sampah merupakan “anugerah” karena menjadi sumber rejeki untuk dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari. keberadaan mereka dapat diberdayakan secara professional untuk dijadikan pemungut sampah yang ada di masyarakat, lembaga, atau instansi.
Agar pemungutan sampah berjalan lancar dan tanpa kendala yang berarti, maka pemerintah sebagai regulator perlu turun tangan. Pemerintah dapat mengeluarkan aturan yang harus dipatuhi masyarakat yaitu dengan mewajibkan untuk memilah sampah yang dibuang. Secara umum yang sering digolongkan sampah kering dan basah, lebih bagus lagi sampah dikatagorikan untuk yang berjenis misalkan: kertas, logam, atau plastik.Semua jenis itu dapat di jual dan didaur ulang, Sedangkan sampah basah nantinya ditempatkan secara tersendiri. Dengan sampah yang sudah dipilah itu akan memudahkan bagi petugas kebersihan atau pemulung untuk memungutnya dan mengolahnya.
Di samping itu pemerintah dapat mengeluarkan aturan untuk tidak membuang sampah di sembarang tempat. Agar berjalan efektif maka diperlukan tindakan yang tegas bagi pelanggarnya dengan hukuman berupa denda atau dengan cara lain seperti diharuskan kerja sosial seperti yang terapkan di negara lain, yang penting dapat memberi efek jera bagi pelakunya. Sebagai konsekwensinya pemerintah harus menyediakan tempat sampah yang memadai dan tersebar di sudat tempat. Untuk pengadaannya dapat dianggarkan dari kas negara atau dengan menggaet pihak lain dari kalangan swasta dan partisipasi masyarakat.
Dalam menampung sampah yang dapat dimanfaatkan atau didaur ulang, perlu adanya bank sampah atau tukang rongsokan. Bank sampah dapat dikelola secara mandiri dilingkungan masyarat di sekitar RT atau RW. Dana dari hasil pengumpulan sampah yang dijual untuk dapat diberikan kembali ke masyarakat atau untuk kepentingan lain sesuai dengan kesepakatan bersama. Untuk itu diperlukan pihak swata dalam hal ini industri yang berperan menampung semua sampah untuk di daur ulang sesuai katagorinya. Selain itu peran LSM (lembaga Swadaya Masyarakat) yang concern di bidang lingkungan hidup dapat turut serta dan dilibatkan untuk dapat bekerja sama berserta masyarakat.
Peran akademisi, peneliti, dan perguruan tinggi juga perlu dilibatkan dalam urusan penanganan sampah ini terutama yang tergolong basah. Selama ini sampah basah dapat dijadikan kompos untuk pupuk, para petani dan pecinta tanaman sangat membutuhkan itu, apalagi saat ini trennya ke arah organik. Selain itu sampah basah dapat diolah untuk diambil gas metannya yang dapat dipergunakan sebagai energi alternatif dan dapat terbarukan. Gas metan dibeberapa negara dapat dijadikan sumber energi pembangkit listrik dan bahan bahar kendaraan. Selain ramah lingkungankeberaannya cukup melimpah, hal ini dapat dimanfaatkan sebagai ketahanan energi dan mengatasi krisis energi.
Penanganan sampah harus berdaya guna. Harus dapat dipikirkan bagaimana sampah itu mampu diolah sebagaima hingga dapat menjadi sesuatu yang bermanfaat. Upaya kreatif dan inovatif harus terus digalakkan. Cukup banyak karya anak-anak muda yang menelurkan ide-ide blirlian dalam menangani sampah, baik melalui karya ilmiah atau penelitian kecil-kecilan. Yang perlu diperhatikan dan dan ditindaklanjuti adalah bagaimana ide-ide itu dapat diaplikasikan dengan baik dan secara massal.
Sekali lagi peran pemerintah sangat diperlukan. Perlu adanya keinginan politik (political will) yang kuat untuk mengatsi sampah. Masalah aturan, perijinan, dan, birokrasi harus dipangkas seminim mungkin. Keberaaan TPS (tempat penampungan sementara) dan TPA (tempat penampungan akhir) harus dapat diselesaikan seelegan mungkin agar tidak menjadi gejolak di masyarakat karena merasa ada yang dirugikan. Karena menyangkut kepentingan masyarakat banyak maka penanganan sampah harus ditangani secara serius dan menyeluruh.
Tidak seperti saat ini berbagai pihak sepertinya berjalan sendiri-sendiri dan tidak terkoordinir secara rapi, dan tidak heran pula penanganan penanggulangan sampah hanya jalan di tempat. Semua pihak perlu duduk satu meja untuk membicarakan konsep dan penanganannya sekaligus teknis pelaksanaannya. Tentu semua menginginkan kota yang rapi, asri, bersih, dan tertata. Diharapkan dengan bersinerginya semua pihak akan memperoleh banyak manfaat.Selain masalah sampah dapat terasi, efek yang lain adalah dapat mengerakkan sektor ekonomi serta mengurangi pengangguran karena membutuhkan tenaga kerja yang tidak sedikit, masalah sosial pun akan turut teratasi dengan sendirinya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI