Mohon tunggu...
Gustaaf Kusno
Gustaaf Kusno Mohon Tunggu... profesional -

A language lover, but not a linguist; a music lover, but not a musician; a beauty lover, but not a beautician; a joke lover, but not a joker ! Married with two children, currently reside in Palembang.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Gerangan Apa 'Lazy Susan' dan 'Sesame Snap'

19 April 2013   17:14 Diperbarui: 24 Juni 2015   14:56 1481
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_248731" align="aligncenter" width="604" caption="lazy susan (ilust paintedpony.us)"][/caption]

Hari ini mari kita mengobrol sedikit tentang kuliner supaya lebih ’kulino’ (kenal). Anda pernah mendengar istilah ‘lazy Susan’ atau pernah melihatnya? Mendengar mungkin belum, tetapi melihatnya pasti sudah pernah. ‘Susan pemalas’ ini bukan julukan nama orang, namun julukan perlengkapan yang terpasang di meja makan. Lazy Susan adalah baki bulat yang dapat berputar (rotating tray) yang dipasang di atas meja makan yang juga bulat. Lazy Susan ini bisa terbuat dari kayu, plastik atau pun gelas. Fungsi dari piranti ini tentunya agar hidangan yang tersedia di situ dapat dijangkau semua penikmat makanan di meja makan. Lazy Susan biasanya kita jumpai pada restoran China dan umumnya terbuat dari gelas.

Istilah lazy Susan menurut catatan sejarah pertama kali muncul pada tahun 1906 pada majalah ’Good Housekeeping’. Sebelumnya baki yang bisa berputar ini dinamakan dengan ’dumb waiter’ (pelayan pandir). Sekarang istilah ’dumb waiter’ ini dipakai mengacu pada lift kecil untuk menaikkan dan menurunkan hidangan makanan pada restoran yang terdiri dari beberapa lantai. Dahulu ’dumb waiter’ ini menggunakan kerekan tali untuk mengangkut hidangan dari dapur (yang terletak pada basement) ke lantai atas, dan menurunkan piring yang kotor (dirty dishes) kembali ke dapur. Di zaman yang lebih modern, dumb waiter ini dijalankan secara listrik seperti lift lainnya. Mengapa dinamakan ’dumb waiter’, mungkin karena alat ini bekerja senyap (dumb) dan tidak seperti waiter (pelayan restoran) yang biasanya suka teriak-teriak dan membikin kegaduhan.

Kala membuat tulisan ini saya sedang menikmati renyahnya ’sesame snaps’. Dalam kamus Oxford, snap diberi definisi sebagai ’a crisp brittle biscuit’ (biskuit yang renyah). Lantas camilan apakah ’sesame snaps’ ini? Ternyata dia adalah ’ting ting wijen’. Dulu saya mengira, bahwa ting ting wijen ini cuma ada di Indonesia, atau paling jauh di kawasan Asia. Ternyata camilan yang mengasyikkan ini juga sudah ada di kawasan Eropa dan Timur Tengah sejak zaman dahulu.

[caption id="attachment_248732" align="aligncenter" width="521" caption="peanut brittle (ilust lifeisaroad.com)"]

136636634561457725
136636634561457725
[/caption]

Memandang ’ting ting wijen’ ini, saya jadi terkenang dengan jajanan waktu kecil dulu bernama ’ting ting kacang’ atau kalau bahasa Suroboyoan ’ampyang’. Bentuknya juga pipih dan terbuat dari kacang dan gula Jawa. Ternyata ’ting ting kacang’ ini juga ada namanya dalam bahasa Inggris yaitu ’peanut brittle’ (arti harfiah dari brittle adalah ’rapuh’). Dan ternyata peanut brittle ini juga dikenal di seantero dunia, misalnya di Yunani disebut dengan ’pasteli’, di Perancis dengan ’croquant’ dan di India dengan ’gacchac’. Di negara Barat, selain kacang juga dipakai ’pecan’ dan ’almond’, sedangkan di negara Timur Tengah, biasanya dipakai ’pistachio’.

Anda tentu sudah akrab dengan camilan yang dinamakan dengan ’rengginang’. Dalam bahasa Inggris dia disebut dengan ’rice crispy’ atau ’rice cracker’. Makanan ini juga terkenal di seluruh dunia dengan nama berbeda. Jadi nampaknya kita perlu berhati-hati mengklaim sesuatu makanan sebagai asli Indonesia. Daripada meributkan sebagai warisan budaya asli, lebih baik kita nikmati saja kudapan ini sebagai warisan budaya umat manusia. There is nothing new under the sun, kata pepatah kuno.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun