Di belakang lelaki sukses, pasti ada wanita hebat di sana. Begitu kata orang bijak. Hal tersebut sesuai dengan kondisi kelistrikan di tempat kami, Trenggalek. Sebuah kabupaten dengan sebagian besar wilayah berupa pegununungan di pesisir selatan Jawa Timur yang belakangan mulai sering muncul di televisi nasional karena dipimpin oleh pasangan Bupati dan Wakil Bupati termuda di Indonesia. Untuk melayani kebutuhan listrik di Kabupaten Trenggalek, PT PLN (Persero) Rayon Trenggalek memiliki 12 karyawan yang siap melayani. Dengan luas wilayah kerja 1.261 km2 dan 177.800 pelanggan tentu merupakan tantangan tersendiri bagi kami untuk menjaga agar pasokan listrik tetap terpenuhi.
Peran kami sebagai karyawati PLN tidak kalah penting dengan para lelaki tangguh penjaga keandalan jaringan. Memastikan agar pemasukan perusahaan tetap lancar adalah kewajiban kami agar energi listrik tetap tersedia. Penagihan rekening listrik di wilayah kami tidaklah mudah, sebagian besar pelanggan kami berapa di pegunungan, bahkan di beberapa kecamatan sinyal sangatlah sulit, hal ini menyebabkan sangat terbatasnya Payment Point di kecamatan tersebut. Banyaknya kolektor yang nakal menyebabkan kami, para Srikandi PLN harus bertindak langsung di lapangan. Dalam melaksanakan penagihan atau pemutusan , seringkali kami harus berjalan kaki berkilo kilo meter karena lokasi pelanggan yang tidak dapat dilewati mobil.Â
Terik matahari ataupun rintik hujan tak pernah bosan menemani perjalanan kami. Jalanan terjal berbatu membuat kami terkadang harus membeli sandal jepit di warung penduduk karena sepatu kami robek. Bukan pelanggan dengan daya besar yang hendak kami putus, melainkan pelanggan daya 450 VA atau 900 VA dengan tunggakan di bawah Rp. 500.000. Tidak semata kami mengejar nominal, kami ingin mengedukasi kepada pelanggan agar sadar terhadap kewajiban membayar tagihan atas listrik yang telah mereka nikmati.Â
Kami yakin, suatu hari nanti upaya kami akan membuahkan hasil. Mimpi kami, suatu ketika kami tidak mengunjungi pelanggan tersebut untuk penagihan atau pemutusan, tapi untuk mengetahui tingkat kepuasan terhadap kelistrikan atau menawarkan produk unggulan. Dalam perjalanan, sesekali kami menengok ke atas untuk melihat kondisi jaringan, jika ada pohon atau ranting yang mengenai jaringan, secara otomatis kami akan mendokumentasikan untuk ditindaklanjuti rekan rekan kami di bagian teknik, tentu saja untuk meminimalkan gangguan agar pelanggan kami dapat menikmati listrik dengan nyaman.
Tegas di lapangan saat melakukan pemutusan, bukan berarti kami garang. Ketika sedang melakukan pemasaran keliling kami tidak kalah manis dengan Tim Personal Resepresentative perusahaan lainnya. Ada kalanya kami memasarkan listrik di lokasi lokasi strategis pada event tertentu, terkadang kami juga ke wilayah yang belum terdapat jaringan listrik untuk mendata kemungkinan penambahan pelanggan baru.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H