Mohon tunggu...
Fairuz Ghina
Fairuz Ghina Mohon Tunggu... -

mahasiswi Fakultas Psikologi Unpad

Selanjutnya

Tutup

Nature

Si Bule Berhidung Panjang Itu Bernama BEKANTAN....!!!

11 Desember 2011   06:13 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:32 324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Si Bule Berhidung Panjang Itu Bernama BEKANTAN...!!! By : Fairuz Ghina M.S. Mahasiswa Psikologi Universitas Padjajaran

Siapa yang tak kenal dengan si Hidung Panjang dari Kalimantan ? Binatang sejenis kera yang berasal dari Kalimantan ini mempunyai nama Bekantan (Nasalis larvatus). Binatang ini mempunyai ciri-ciri berhidung panjang dan besar dengan rambut berwarna coklat kemerahan. Ternyata Bekantan ini mempunyai banyak sebutan nama seperti Kera Belanda, Pika, Bahara Bentangan, Raseng dan Kahau yang diberikan oleh masyarakat Kalimantan. Kera Belanda, atau kera bule, julukan yang diberikan untuk bekantan, karena hidungnya yang panjang dan kulitnya yang lebih putih cenderung albino.

Bekantan merupakan satwa endemik yang hidup di Kalimantan khususnya Kalimantan Selatan dan Tengah. Mereka banyak hidup di pinggiran hutan dekat sungai, hutan rawa gambut, hutan rawa air tawar, hutan bakau dan kadang-kadang sampai jauh masuk daerah pedalaman. Kita dapat menemukan bekantan-bekantan ini di beberapa daerah di Kalimantan Selatan seperti di pinggiran Sungai Barito, Sungai Negara, Sungai Paminggir dan Sungai Tapin. Di sekitar Banjarmasin dapat dilihat di Pulau Kaget dan Pulau Kembang.

Populasi bekantan dari tahun ke tahun semakin menurun. Dapat dilihat dari tahun 1987 diperkirakan terdapat sekitar 260.000 Bekantan di Pulau Kalimantan. Namun, pada tahun 2008 diperkirakan jumlah itu menurun drastis dan hanya tersisa sekitar 25.000. Semua itu disebabkan oleh dialih fungsikannya habitat mereka menjadi pemukiman dan bangunan-bangunan lainnya serta banyak terjadi kebakaran hutan. Semua itu mengundang keprihatinan dan tanda tanya. Apakah tidak ada tindakan lanjutan dari pemerintah setempat dalam menangani penurunan jumlah populasi bekantan di Kalimantan? Kita semua tahu bahwa bekantan merupakan satwa yang dilindungi namun sepertinya tidak ada perhatian khusus terkait penanganan masalah ini.

Setelah orang hutan yang mulai mendapat sorotan dan perhatian dari pemerintah dan khalayak luas. Sudah saatnya kita juga mulai peduli terkait populasi bekantan ini. Keseimbangan pembangunan, dengan tetap mengedepankan wilayah-wilayah hutan dengan komposisi seimbang, itu sudah menjadi keharusan. Harmoni alam, artinya juga memperhatikan populasinya, tumbuhan dan juga hewan yang hidup pada hutan hujan tropis. Baik bekantan, orang hutan dan binatang hutan lainnya, tidak akan merambah pada wilayah kehidupan manusia asal secara seimbang tetap dijaga kehidupan di wilayah hutan. Keberadaan hutan beserta populasinya, akan menjadi paru-paru dunia, yang bisa mencegah dari berbagai bencana alam lainnya. Tetapi jika hutan dirusak dan tidak dijaga luasan wilayahnya, maka itu sebagai bentuk genderang pemanggil bencana, yang sulit kita cegah.

Terkait bekantan, beberapa waktu lalu, pemerintah melakukan penangkaran untuk pembiakan bekantan. Tetapi hal tersebut tidak dilakukan di habitat aslinya yaitu hutan kalimantan, melainkan dikirim ke kebun binatang di Surabaya. Dan yang terjadi, karena berbeda habitat, maka bekantan-bekantan tersebut mengalami stress bahkan sebagian mati. Pada penanganan yang kurang tepat, yang terjadi hanyalah pemusnahan secara perlahan. Dilihat dari kondisi ini, sangat dibutuhkannya perhatian lebih untuk dapat menjaga keseimbangan ekosistem yang sekarang ini mulai berkurang. Perhatian dan tindakan yang tepat.

"People Power" adalah istilah untuk sebuah gerakan "rakyat" yang dikonotasikan dengan perpolitikan. Mungkin saatnya kita lakukan "people power" untuk mendukung gerakan peduli "hutan" dan "populasinya" termasuk bekantan. Kekuatan support dan tekanan dari masyarakat, baik dengan jalur resmi melalui kementrian dan departemen terkait, ataupun secara informal melalui media baik itu koran, tv, radio dan media online, akan mendorong perhatian terhadap "pelestarian hutan dan populasi"nya mendapatkan prioritas. Social Media juga menjadi media yang tidak bisa diabaikan untuk mendukung gerakan ini.

Maka...mari kita sama-sama "berteriak" positif untuk negeri ini, dengan apa yang kita mampu. Pada tulisan ini, sebagai bagian dari upaya untuk mengingatkan, diantara gerakan-gerakkan besar lainnya. Dan khusus untuk Kalimantan, selain orang utan, ada bekantan yang harus diperhatikan populasinya, juga berbagai satwa dan tumbuhan lainnya.

Mari kita bergerak, berteriak dan menghimbau agar selalu menjaga keseimbangan ekosistem. Mulai saat ini, jagalah keseimbangan ekosistem kita ini dengan tidak menebang pohon dengan liar dan membakar hutan, dan alih fungsi hutan menjadi peruntukkan yang tidak seharusnya, sperti menjadi perkebunan sawit dalam komposisi yang tidak seimbang.

Jagalah hutan kita!! Jagalah Indonesia....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun