Mohon tunggu...
enny laraswati
enny laraswati Mohon Tunggu... Administrasi - seorang ibu yang penyayang

dokter,magister manajemen

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Belajar Nilai Moral Dari Cerita Wayang ( 1 )

14 Oktober 2012   11:10 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:51 3568
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Ketika kecil, banyak sekali buku yang menyenangkan untuk dibaca baik sebagai hiburan, pembunuh waktu senggang. Macam-macam jenis cerita menarik, dan menimbulkan ketagihan, selain alur ceritanya juga bisa dijadikan pelajaran nilai-nilai moral.
Kali ini ingin sekali mengangkat cerita wayang, karena seri Mahabharata dan Ramayana adalah salah satu kesukaan yang membuat ibundaku dulu sering ikut membaca dan menambahi dongeng itu dengan penjelasan nilai yang terkandung di dalamnya. ( Ah, jadi rindu pada ibunda yang cantik dan pandai mendongeng pengantar tidur ketika kami kecil dulu ).

Ini tentang perang saudara yang dikenal dengan Bharata Yudha, merupakan bagian cerita Mahabharata. Cerita yang sangat menggores dalam kenangan adalah bagian yang disebut Bhagawat gita, yaitu perang batin yang dialami baik oleh Arjuna sebagai  Panglima perang tertinggi dari pihak Pandawa Lima maupun adipati Karna dari pihak Kurawa sebagai pihak lawan.
Alkisah arjuna tidak mau maju perang karena yang dilawan adalah saudara-saudaranya sendiri. sehingga membuat Prabu Kresna, raja negara Dwarawati, sebagai penasehat keluarga Pandawa turun tangan menjumpai dan memberikan wejangan-wejangan alias nasehat-nasehat untuk sang Arjuna yang sedang dilanda kegalauan.

Pandawa lima, seperti namanya adalah terdiri dari orang bersaudara. Berasal dari seorang ibu, bernama Dewi Kunthi, di mana ke lima anaknya adalah anak dari dewa-dewa. Yang tertua diberi nama Samiaji, ke dua Bima Sena, ke tiga Arjuna, dan ke empat dan lima adalah si kembar Nakula - Sadewa.
Pandawa menguasai negara bernama Amarta. Negara yang tergadai akibat menjadi taruhan dan kalah ketika Prabu Samiaji ( Yudistira ) kalah bermain dadu melawan Prabu Duryudana, saudara tertua bala Kurawa yang berkuasa di negara Astina.

Adalah perang saudara ini masing-masing pihak saling mengklaim dirinya benar dan yang paling berhak berkuasa sebagai penguasa tunggal, memperebutkan harta warisan negara.

Padang Kurusetra, nama medan laga perang. Saat malam galau yang melanda Sang Arjuna, datanglah Sang Prabu Kresna penasehat yang dianggap paling bijaksana dan disegani. Prabu Kresna dikisahkan adalah penjelmaan dari Dewa Wisnu.
Prabu Kresna : "Adinda Arjuna, mengapa wajah adinda begitu muram, tak bercahaya?"
Sang Arjuna : " Oh Sang Prabu Kresna yang sangat hamba hormati dan sayangi.... Bagaimana hati hamba tidak bimbang dan sedih, mengapa kita harus berperang seperti ini. Yang kita lawan adalah saudara-saudara sendiri dan untuk apa memperebutkan kekuasaan negara kalau hanya membuat kerusakan dan kesedihan bagi ke dua belah pihak..... Apa bila hamba diijinkan memilih hamba tidak ingin maju perang, hati hamba sangat sedih...."

Suasana sedih dan hening memenuhi ruang di mana ke dua tokoh penting di pihak Pandawa.....
Berhubung hari sudah terlalu larut dan ibundaku memutuskan mengakhiri cerita ini untuk bersambung....

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun