Mohon tunggu...
Dyah Perwitasari
Dyah Perwitasari Mohon Tunggu... lainnya -

#Buruh#Pengasuh#Pendamping Bocah-bocah#Pemimpi

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Jabang Tetuko (Pagelaran Wayang Orang)

28 Mei 2011   18:17 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:06 659
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berkisah tentang kelahiran seorang bayi (Jawa: jabang) di Kerajaan Pringgadani. Pandawa merasa berduka, karena jabang, yg tak lain adalah anak dari Bima (pandawa ke-2) dan Arimbi, mengalami keanehan. Tak bisa diputus ari-arinya. Dengan kuku sakti milik ayahnya sekalipun, yang konon melebihi tajamnya pisau yg paling tajam. Kuku ayahnya hanya meninggalkan goresan di tali pusar milik sang jabang. Apa gerangan yg akan terjadi selanjutnya terhadap si jabang bayi.

Sementara itu.

Khayangan geger. Para raksasa marah, karena para dewa tidak mau menyerahkan Dewi Supraba kepada Prabu Kala Pracona (raksasa yg paling tangguh di antara raksasa-raksasa lainnya). Petir batara Indra, kobaran api Brahmana, dan badai angin milik Bayu, tak mempan menembus pertahanan Raksasa sakti tersebut. Takdir berkata lain. Batara guru melihat sosok yg bisa mengalahkan Kala Pracona. Tak lain dan tak bukan adalah si jabang yg lahir dari rahim Arimbi. Segera, diutus Narada untuk menjemput si Jabang bayi, untuk menjadi ksatria khayangan yg akan mengalahkan Pracona.

Semar, yg telah mengetahui hal ini, melakukan negosiasi kepada Bima, ayah sang jabang. Tali pusarnya bisa diputus asal Bima dan Arimbi menyerahkan sang jabang bayi ke khayangan. Bima menyetujuinya.

Singkatnya, Diutuslah Arjuna untuk mencari pusaka yg memang akan diwariskan kepada si jabang. Namun pusaka tersebut malah masuk ke dalam tubuh si jabang bayi. Tapi akhirnya, diserahkan juga jabang bayi tersebut kepada Narada (utusan dari khayangan). Narada menyerahkan bayi tersebut ke hadapan Pracona. Pracona menyuruh prajurit-prajurit raksasa untuk menikmati jabang bayi, tapi tak satupun dari mereka yang berhasil menikmati dagingnya. Si jabang bayi tumbuh dengan cepat dan mengobrak-abrik kerajaan para raksasa. Namun belumlah ia berhasil mengalahkan Pracona. Si jabang bayi kalah.

Krisna yg tau hal tersebut menjadi gentar. Takut-takut Bima akan murka. Tapi Dewa menyuruhnya memasukkan Jabang Tetuko ke kawah Candradimuka utnuk menambah kesaktiannya. Dan tumbuhlah ia menjadi seorang Ksatria. Namanya Gatot Kaca. Ototnya kawat, tulangnya besi. Dan takdir membawanya mengalahkan Kala Pracona. Damai kembalilah khayangan.

Cat:

Sekilas cerita Jabang Tetuko. Sebuah pagelaran wayang orang. Kisah yg tak lain menceritakan riwayat hidup Gatot Kaca. Jabang Tetuko sendiri adalah nama kecil Gatot Kaca, sebelum ia dimasukkan ke kawah Candradimuka.

Pagelaran ini berlangsung selama 45 menit. Dikemas menarik, dipadu dengan nuansa modern. Yang disayangkan adalah ketika Arimbi bernyanyi, mengekspresikan kesedihannya ketika melepaskan Jabang Tetuko untuk diserahkan ke khayangan. Tembangnya telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, padahal akan lebih memberikan rasa yang kuat jika tembangnya dilantunkan dengan bahasa Jawa. Mungkin hal ini menjadi perhitungan penyelenggara, agar semua pihak bisa mengerti pesan tembang yang dinyanyikan Arimbi, namun saya merasa tak keberatan jika ternyata harus mendengar tembangnya dilantunkan dalam bahasa Jawa, meskipun jika tembangnya dinyanyikan dalam bahasa Jawa inggil (halus) saya akan jadi susah mengerti. Namun itu akan memberikan kesan kuat terhadap situasi dan kondisi cerita yang ditampilkan.

Sekian opini saya tentang Pagelaran Jabang Tetuko. Keseluruhan memuaskan. Hanya ingin menikmati yang lebih tradisional kalau bisa. Kalau ada kesempatan. Amiiin. Sekian.

Salam .. :)

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun