Mohon tunggu...
Nahariyha Dewiwiddie
Nahariyha Dewiwiddie Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Penulis dan Pembelajar

🌺 See also: https://medium.com/@dewiwiddie. ✉ ➡ dewinaharia22@gmail.com 🌺

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Kritikan #BelajarDariRumah: Setengah Jam, Mana Cukup?

17 April 2020   17:45 Diperbarui: 20 April 2020   06:06 1599
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tayangan #BelajarDariRumah yang disiarkan di TVRI. Dokpri

Setelah berjalan selangkah lima hari, kurasa ini waktunya buat mengkritisinya.

Iya, apalagi setelah kupantau lewat Twitter, banyak suara keluhan yang terdengar nyaring, di tengah berjalannya program #BelajarDariRumah yang diprakrasai Kemendikbud dan menggandeng TVRI sebagai siaran resminya, demi menekan penyebaran COVID-19 serendah-rendahnya.

Tapi, apakah benar, keluhan-keluhan yang dimaksudkan para pelajar yang menjelma dalam wujud akun-akun di medsos dan curahan isi hati yang ditata dalam rangkaian status mereka? 

Hmmm, setelah kurenungkan, saya putuskan untuk memantaunya. Ditambah, kuteringat akan 'colekan' mbak Listhia lewat komentarnya, menyarankan untuk me-review siaran pendidikan tersebut. Oke,baiklah!

Dimulai dari pelajaran Matematika Sekolah Dasar kelas 4-6, tentang Pengolahan Data yang tayang hari ini. Memang dari awal diriku bersiap-siap untuk berdiam di hadapan layar kaca. Setelah kutonton, kok rasanya penjelasannya, terlalu cepat, ya?

Hal yang sama terjadi ketika saya nonton pelajaran yang sama; Matematika. Hanya, untuk jenjang SMP yang bertemakan Teorema Phytagoras yang telah ditayangkan kemarin, walaupun hanya sampai dua segmen. Yang kutemukan sama saja: TERLALU CEPAT!

Oh, benar juga apa yang dikeluhkan para siswa!

Berbeda dengan jenjang SMA, yang lagi-lagi saya nonton pelajaran Matematika. Dalam bab Perbandingan Trigonometri yang ditayangkan 16 April lalu, malah diriku senang akan penjelasannya yang tak terlalu cepat. Malah, saya bisa memperhatikan lebih lama lagi, yah meskipun hanya satu segmen karena keterbatasan waktu saya untuk menonton.

Namun, pas masuk penjelasan tentang Frekuensi Harapan, malah saya menemukan hal yang mengecewakan: tulisannya kecil-kecil! (hmmm, pantesan saya "kabur"!) Yang matanya normal malah kewalahan buat memperhatikan materinya, apalagi matanya minus? Sungguh bikin sakit mata.

Habis pembelajaran, langsung kasih soal. Kok gak ada ruang waktu buat bertanya, ya? Lewat telepon, akun medsos, dan sebagainya. Terkesan pendidikan satu arah gitu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun