Bicara tanggung jawab zaman sekarang itu seperti mengharap hujan duit. Mengapa? Karena tanggung jawab itu telah pudar dihati masyarakat. Jangankan kita bicara soal remaja, para petinggi negara beserta jajarannya pun sudah tidak mengenal lagi tanggung jawab itu. Bagaimanakah kita menyikapi keterlanjutan ini? Jika kita lihat dalam kehidupan nyata sekarang-sekarang ini terutama saya sebagai mahasiswa menilai bahwa tanggung jawab yang dimiliki seorang mahasiswa itu udah abal dalam artian mereka menjadi mahasiswa, mereka kuliah hanya ingin mendapat title seorang sarjana, yang hanya haha hihi didalam kelas, bercerita panjang lebar disaat pelajaran berlangsung, dan masih banyak lagi. Mereka lupa akan tanggung jawab sebagai generasi penerus bangsa . Mungkin kalau ungkapan itu terlampau berat namun yang lebih pantas adalah mereka lupa dengan tanggung jawab mereka terhadap orang tua mereka yang bekerja keras demi melihat anak-anaknya sukses dan hidup lebih dari yang mereka sudah dapatkan. Seorang ayah yang rela dari bedug subuh hingga bedug maghrib mencari nafkah untuk anaknya, dimarahin sama atasan karena kesalahannya, kelelahan saat pulang bekerja dan terakhir ketika beliau sakit karena terlalu letih bekerja demi anaknya. Apakah itu pembalasan kita terhadap orangtua kita? Kata-kata mama yang selalu saya ingat adalah " Mama cuma mau kamu sukses, jadi orang yang pinter dan mendapatkan kehidupan yang layak lebih dari mama sama bapak dapatkan. Mama sama bapak mungkin ga bisa ninggalin harta benda tapi mama mau mama bisa ninggalin ilmu yang bermanfaat untuk bekal kamu di masa depan nanti. Mama sama bapak cuma mau lihat anak-anaknya bahagia tanpa minta balas budi". Kata-kata itu selalu terngiang dalam hati dan pikiran saya. Tapi kenapa sekarang banyak para remaja yang tidak peduli dengan masa depan mereka sendiri? Oke, mungkin masalah yang membuat mereka seperti ini. Salah satunya mungkin Broken Home tapi apa kita harus kalah dengan masalah? Untuk mahasiswa tolonglah lihat bagaimanakah kalian harus bersikap dan menyikapi masalah itu layaknya seorang yang sudah dewasa. Ingatlah tanggung jawab kalian terhadap orangtua kalian. Hati orangtua pasti akan menangis jika melihat anaknya terpuruk dalam kesedihan yang tidak diharapkan oleh mereka. Lihatlah banyak orang diluar sana yang ingin sekali melanjutkan studinya ke perguruan tinggi tapi apa daya karena keterbatasan biaya mereka tidak bisa melanjutkan studi mereka dan harus bekerja dulu baru kuliah. Malah ada yang sampai menahan rasa malunya untuk sekedar mencari uang untuk membayar biaya tunggakan sekolahnya. Beruntunglah kalian yang bisa mendapatkan segalanya dari orangtua kalian, yang tidak usah susah-payah mencari biaya untuk kuliah kalian. Kalian hanya tinggal berusaha untuk  memberikan hasil yang terbaik demi masa depan kalian nantinya. Tapi apa yang kalian perbuat? Kalian jauhkan orang-orang yang mau berusaha dan yang ingin mendapatkan hasil yang terbaik. Kalian bilang tidak adanya "Solidaritas" dalam satu kelas. Apa harus solidaritas itu dibangun hanya saat ulangan saja? Solidaritas yang saya harapkan adalah disaat kita saling bertukar ilmu, belajar dan berusaha bersama didalam satu kelas bukan hanya dalam ulangan saja. Mengapa pikiran anak muda zaman sekarang rata-rata seperti itu? Kalau tidak dikasih contekan digosipin dan dijauhin. Aneh tapi nyata. Saya mungkin salah seorang salah seorang dari beberapa mahaasiswa yang dijauhi karena masalah itu tapi apa perbuatan saya salah? Saya hanya berusaha untuk mendapatkan hasil yang terbaik karena saya punya tanggung jawab untuk diri sendiri dan kedua orangtua saya. Bukan berarti saya ingin jadi yang lebih baik dari kalian semua dan bukan berarti saya mencari perhatian dari seorang dosen. Sekarang saya berpikir bagaimana saya bisa sukses dengan usaha saya dan membahagiakan hati kedua orangtua saya yang sudah tua tapi tetap berjuang mencari nafkah untuk biaya kuliah saya. Saya belajar banyak arti kehidupan dan kesulitan dari teman saya. Dan saya bersyukur saya bisa lebih baik dari mereka. saya berharap tanggung jawab mahasiswa itu akan segera terwujud kembali dan mereka akan sadar dengan tanggung jawab serta masa depan mereka apalagi untuk seorang pria yang kelak akan menjadi seorang kepala rumah tangga yang harus mencukupi kehidupan istri dan anaknya. Bukan sok menggurui atau ceramah ala ustadzah tapi saya menulis semua ini berdasarkan dorongan hati untuk menuangkan apa yang saya pendam selama 1 tahun bersama karena baru pertama kali saya mendapat masalah seperti ini. Dan terakhir untuk 1KA07 maaf kalau saya sempat menjadi orang yang egois, pelit untuk berbagi jawaban saat ulangan karena saya bukan tipikal orang yang mudah memberikan hasil usaha saya dengan orang yang tidak berusaha tetapi jika saya lihat orang itu berusaha saya akan berusaha juga untuk menolongnya. Maaf juga jika saya mungkin sombong dihadapan kalian. Semoga kalian mengerti dengan apa yang saya maksud dan merubah semuanya menjadi lebih baik. Karena semua hal yang kita tanamkan akan membuahkan hasil dari apa yang kita tanam. Semua akan buruk pada waktunya dan semua akan indah pada waktunya. Life is choice ! Pilihlah jalan mana yang akan anda lalui. Karena hidup kalian ada digenggaman tangan kalian sendiri. harapan dan tanggung jawab seorang mahasiswa.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI