[caption caption="Masjid Tiban dari Mulut Gang"][/caption]
Sudah lama saya mendengar tentang keberadaan suatu masjid megah yang juga disebut masjid ajaib di Kabupaten Malang. Disebut masjid ajaib dan masjid tiban karena masjid megah ini nampak sekonyong-konyong hadir. Ada juga yang menyebut-nyebut pembangunannya dibantu jin. Ada-ada saja, tapi membantu rasa penasaran saya untuk melongok tempat ini.
Kami bertiga berangkat pukul 09.00 dari pusat kota Malang. Setelah melihat alamat Pondok Pesantren Salafiah Bihaaru Bahri Asali Fadlaailir Rahmah yang berlokasi di Masjid Tiban tersebut, maka saya menyesuaikan rute perjalanan dengan dibantu google maps. Kami melewati PG Kebun Agung, PG Krebet, dan daerah persawahan Turen. Saat tujuan sudah dekat yaitu Desan Sananrejo, Turen, saya heran petunjuknya mengarah ke sebuah gang. Suami pun menepikan kendaraan hendak bertanya ke warga setempat. Eh tak lama ada bus wisata masuk ke gang tersebut. Jadi rupanya akses ke masjid tersebut melewati gang tersebut.
Gang tersebut tidak terlalu lebar dan merupakan pemukiman warga yang padat. Ooh makanya mereka terheran-heran melihat adanya masjid besar di perkampungan yang seolah-olah langsung jadi.
[caption caption="Masjid Besar nan Megah"]
Kami melewati gerbang masuk dan diminta untuk parkir di halaman belakang dan mendaftar terlebih dahulu di pos informasi. Dari gang sebenarnya sudah terlihat masjid megah yang seolah menyambut kami. Dan ketika masuk ke lokasi masjid ini, saya cukup takjub melihat luasnya kompleks masjid ini.
 [caption caption="Halaman Masjid yang Luas nan Asri"]
Di dalam kompleks ini selain masjid utama,ada juga masjid di sekelilingnya yang berukuran kecil. Ada juga pemakaman, kantin, dan juga tempat untuk bercengkrama. Kami bergegas mencari pos informasi untuk absen terlebih dahulu. Sambil melangkah saya melirik jam di ponsel. Eh baru jam 10.00, jadi perjalanan tidak terlalu lama hanya berkisar satu jam.
 [caption caption="Lokasi Parkir yang Luas"]
[caption caption="Duduk-duduk di Halaman Belakang"]
Di pos informasi kami diminta menyebutkan jumlah rombongan. Tidak ada tiket masuk, kami hanya diminta menjaga ketenangan karena masjid ini sebenarnya adalah pusat pendidikan pesantren yang memiliki makna Laut Madu dan juga tempat ibadah.