Mohon tunggu...
Dani Wijaya
Dani Wijaya Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pekerja Keras

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kekerasan terhadap Rohingya Bukan Karena Sentimen Agama

4 September 2017   14:19 Diperbarui: 6 September 2017   16:44 2687
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Akhir-akhir ini pemberitaan mengenai pembantaian umat Islam di Rohingya kembali menghangat.  Pada kenyataannya, umat Islam di sana memang menjadi korban keganasan rezim militer Myanmar yang diduga melakukan tindakan genosida. Tetapi, kita juga perlu lebih cermat memeriksa informasi terkait kasus tersebut.Kasus Rohingya dilatarbelakangi oleh masalah sosial ekonomi dan sosial demografi di Myanmar. Secara lebih spesifik, pembantaian etnis Rohingya  didorong oleh pertarungan banyak aktor dalam memperebutkan sumber daya alam terutama minyak di wilayah Rakhine, dimana etnis Rohingya yang beragama Islam mendiami wilayah tersebut.

Dengan demikian, konflik yang terjadi di Rohingya bukanlah konflik agama, atau SARA. Latar belakang utamanya adalah pertarungan geopolitik dalam perebutan sumber daya alam yang dibumbui oleh sentimen keagamaan dan etnis.

Untuk itu, kita harus hati-hati dengan pemberitaan yang berusaha mengarahkan konflik Rohingya menjadi kebencian pada agama atau etnis tertentu. Itu adalah upaya transfer isu yang sistematis dan diarahkan untuk kepentingan tertentu di dalam negeri Indonesia.

Umat Muslim di Indonesia tidak perlu terprovokasi dan terpropaganda dengan isu SARA yang coba dimanfaatkan untuk menumbuhkan kebencian pada agama tertentu, terutama pada umat Budha. Apalagi selama ini hubungan Muslim dan Budha di Indonesia terjalin dengan harmonis. Jangan sampai rusak karena provokasi dengan isu Rohingya ini. Kasus Rohingya bukanlah pembantaian dari satu agama ke agama lain.

Melihat perkembangan saat ini, dimana Pemerintah Indonesia telah terlibat aktif dalam upaya meredakan ketegangan di Myanmar, kita harus mendukung langkah tersebut. Kita harus percaya bahwa yang dilakukan pemerintah telah mengambil peran maksimal dan sesuai dengan ketentuan Internasional dalam penyelesaian kasus Rohingya.

Dan yang lebih penting, kita tidak terprovokasi terkait masalah di Rohingya ini untuk berbuat anarkis pada umat agama lain. Hal ini karena banyak informasi hoax atau yang tidak seusai fakta tentang kasus Rohingya yang bertujuan menggiring opini masyarakat Indonesia untuk bertindak reaktif. Sebaiknya kita perlu hati-hati dalam menerima informasi di sosial media.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun