Mohon tunggu...
Budi Santoso
Budi Santoso Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Isu PKI Dijadikan Alasan untuk Serang Jokowi

13 September 2017   20:07 Diperbarui: 14 September 2017   17:44 2000
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lagi-lagi, fitnah dan tuduhan yang tidak mendasar seperti tak bosan-bosannya menghampiri Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo. Kali ini isu PKI kembali dilampirkan pada kehidupan pribadi Presiden Jokowi.

Fitnah dan tuduhan bahwa Jokowi adalah keturunan PKI tak pernah surut untuk mendiskreditkan Jokowi sejak Pemilihan Presiden 2014 lalu. Padahal isu itu telah dibantah oleh pihak Jokowi sendiri dan keluarganya. Tapi tetap saja masih digunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab untuk menyerang kepribadian Presiden Republik Indonesia.

Hadirnya isu yang mengaitkan Jokowi dan PKI harus kita lihat sebagai bagian dari pertarungan politik. Isu tersebut digunakan oleh lawan politik untuk menjatuhkan harkat dan martabat Presiden. Tujuannya tentu untuk merontokan elektabilitas Presiden.

Isu yang mengaitkan Jokowi dengan PKI ini pada dasarnya merupakan penghinaan pada Presiden RI. Presiden Jokowi menyatakan, "Isu yang menyebut saya PKI adalah penghinaan. Berulang kali saya jelaskan bahwa Bapak dan Ibu saya itu haji. Keluarga saya jelas. Orangnya juga sudah kenal semua. Kakek saya lurah di Karanganyar, sedangkan kakek dari Ibu adalah pedagang kecil."

Selain dari Jokowi sendiri, bantahan bahwa ia keturunan PKI juga datang dari Ibundanya. Sang Ibu membantah apa yang tertulis dalam buku "Jokowi Undercover" yang menyebutkan bahwa Jokowi sebagai anak PKI.  Beliau membantah bahwa keluarganya pernah terlibat dalam gerakan komunisme di Indonesia. Bantahan itu disampaikan Sujiatmi Notomiharjo, saat acara syukuran tahun baru yang digelar di kediaman Ibunda Presiden Joko Widodo di Solo, Senin (2/1/2016).

Seperti sudah diketahui, Joko Widodo adalah anak dari pasangan Noto Mihardjo dan Sudjiatmi. Mereka adalah pasangan asli Jawa yang beragama Islam. Pasangan Noto Mihardjo-Sudjiatmi menikah pada 1959. Setelah itu, keduanya berbisnis jual-beli kayu di Solo, yang sebelumnya sudah lebih dulu ditekuni ayah Sudjiatmi di Wirorejo. Bisnis itu juga yang menurun ke Jokowi.

Selain dari pihak Jokowi dan keluarganya, kenyataan bahwa Jokowi bukan PKI ditegaskan oleh Badan Intelijen Negara (BIN). Pada tahun 2016 lalu, Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), Sutiyoso menyatakan, kabar yang menyebutkan Presiden Joko Widodo terlibat PKI adalah fitnah. BIN menurut Sutiyoso sudah menyelidiki semua latar belakang pejabat negara, termasuk Presiden Jokowi. Dan hasilnya, tidak ditemukan bukti Presiden Jokowi atau orang tuanya terlibat PKI.

Tanggapan mengenai Jokowi bagian dari gerakan komunis juga datang dari lembaga keagamaan Islam, Nahdhatul Ulama (NU). Pengurus PBNU yang juga intelektual muslim, Imam Aziz membantah tudingan Presiden Jokowi yang dianggap komunis. "Jokowi bukan komunis, ia sudah haji berkali-kali," katanya. Tuduhan itu menurutnya juga fitnah yang keji dan berlebihan.

Oleh karena itu, masyarakat harus jeli melihat indikasi seseorang adalah PKI atau tidak, karena isu PKI sebagai paham terlarang di Indonesia sering kali disalahgunakan untuk menyerang kepribadian Jokowi. Untuk itu, bagi warganet sebaiknya jangan mudah terprovokasi atas isu tersebut.  

Berbeda pandangan soal pilihan politik merupakan hal yang wajar. Tapi upaya menyebarkan informasi yang tidak tepat, apalagi fitnah mengenai latar belakang kehidupan seorang Presiden adalah tindakan keji. Dan setiap agama pasti melarang tindakan keji tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun