Mohon tunggu...
Boyke Abdillah
Boyke Abdillah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Hanya manusia biasa

sahabat bisa mengunjungi saya di: http://udaboyke.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Baca Ini, Sebelum Mengirimkan Naskah ke Media Cetak

28 Oktober 2013   16:58 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:55 1861
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Suatu kebahagiaan tersendiri bila tulisan kita dimuat di media cetak. Bagi saya pribadi, menulis adalah hobi yang mengasyikkan. Ada 4 kebahagiaan yang saya rasakan. Menyelesaikan suatu tulisan/ karangan merupakan kebahagiaan yang pertama. Lolos seleksi oleh redaksi merupakan kebahagiaan kedua. Kebahagiaan ketiga, tulisan kita dibaca dan diapresiasi banyak orang. Walau pun saya tak tahu siapa-siapa yang telah membaca tulisan itu, namun ada kalanya, ada orang yang meng-add saya di jejaring sosial seperti FB, dan mengatakan ia suka dengan tulisan saya. Kebahagiaan yang ke empat, tentu saja yang berhubungan dengan honorarium. Besaran honor ini berbeda-beda untuk media. Honor di media lokal memang tidak banyak, kisarannya hanya 100-150 ribu. Tapi kalau anda rajin menulis dan mengumpulkan honornya, bisa jadi untuk mentraktir teman, saudara, dan keluarga. Untuk media nasional sedikit lebih besar, dengan rentang 250 ribu- 1 juta rupiah.Bagi saya ini sangat membahagiakan. 1 kegiatan bisa mendatangkan 4 kebahagiaan. Apa hobi yang lebih asyik dan mendatangkan banyak kebahagian selain tulis menulis ini?

Sengaja saya tulis postingan ini untuk anda yang ingin mencoba mengirimkan naskah ke media cetak. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan baik teknis maupun nonteknis, apa dan bagaimana supaya karya kita dilirik redaksi dan bisa dimuat. Yuk, kita bahas satu persatu

TEKNIS


  • Naskah harus original, murni karya kita, bukan hasil plagiasi apalagi hasil copas karya orang. Pada saat mengirimkan naskah, cantumkan surat pernyataan bahwa itu adalah murni karangan/karya kita, belum atau tidak pernah di muat di media lain, baik cetak ataupun online seperti blog

  • Panjang tulisan untuk jenis opini, artikel umum, seni dan budaya berkisar 4000-5000 cws (character with spaces). Untuk cerpen remaja/ dewasa biasanya 7000 hingga 9000 cws. Tapi ada majalah tertentu mentolerir hingga 13000 cws. Untuk fiksi anak biasanya 3000-4000 cws. Ketentuan ini ada kok di media tersebut, biasanya paling bawah di kolom susunan dewan redaksi.Naskah diketik dengan format Times New Roman dengan font 12, spasi rangkap (bisa juga 1,5). Naskah ditulis tersendiri yakni di attachment, bukan di badan email. Badan email hanyalah kata pengantar (basa basi) dan sedikit tentang sinopsis atau topik yang kita tulis.

  • Jangan lupa mencantumkan biodata ringkas seperti nama, alamat, email, No. Telp, dan kalau mau tulis juga No. rekening dan NPWP. Cantumkan juga sedikit tentang pengalaman menulis.Penulisan ini di halaman terpisah.

  • Nah, yang paling penting adalah naskah yang dikirimkan itu adalah naskah yang sudah jadi. Maksudnya, rapi, bersih, bebas dari kesalahan baik tanda baca maupun salah ketik dan sesuai EYD. Jadi, proses pengeditan sangat penting. Kalau menulis di Kompasiana kita bebas-bebas saja, tak masalah bila terdapat salah ketik, salah tanda baca, tak peduli panjang atau pendek tulisan, tapi untuk media cetak sungguh tak bisa, sobat. Jangankan dimuat, dibaca mungkin juga enggak sama redaksinya karena langsung masuk ke trash karena dianggap sampah hanya buang-buang waktu membacanya. Sementara naskah-naskah yang masuk bejibun. Sebagai gambaran sebuah redaksi majalah cerita remaja bisa menerima 15-20 naskah sehari. Jadi buat apa menghabiskan waktumembaca naskah yang belum jadi atau amatiran?

NONTEKNIS


  • Sebelum mengirimkan naskah tersebut, pastikan dulu media cetak yang kita sasar. Koran atau majalah. Pelajari dulu selera dewan redaksinya dengan membaca media tersebut. Yang jelas selera redaksi tiap media berbeda. Untuk cerpen misalnya, jelas sekali beda antara Kompas, Republika, MI, Jawa Pos. Begitu juga dengan majalah.

  • Biasanya jarak antara pengiriman naskah dengan pemuatan berkisar antara 2-4 bulan. Bisa jadi lebih lama atau lebih cepat. Jadi nggak kayak Kompasiana ya, sekali kirim langsung tayang saat itu juga. Pengalaman saya, naskah tercepat dimuat di media cetak satu minggu (koran daerah sih) dan terlama 9 bulan (majalah remaja). Tapi untuk tulisan berupa opini rata-rata 2 mingguan.

  • Pastikan anda mengecek media tersebut. Bila anda mengirim cerpen, pastikan cek setiap tanggal rubrik cerpen dimuat. Kenapa? Karena ada beberapa media tidak memberi tahu penulis kalau karyanya dimuat. Ada beberapa media yang tidak punya etika, sudahlah tidak ada pemberitahuan via email, atau telp, juga tidak ada pengiriman bukti terbit ke penulis. Artinya apa? Hak anda berupa honorarium akan lewat begitu saja. Sayang banget kan? Gagal deh mentraktir teman atau keluarga. Bagaimana sekiranya anda tidak bisa mengeceknya? Saya sarankan anda bergabung dalam komunitas kepenulisan. Komunitas ini biasanya saling berbagi info baik teknik kepenulisan maupun bila ada karya temannya dimuat. Dari pengalaman saya tahu, redaksi group Kompas Gramediatermasuk yang profesional. Mereka akan memberitahu penulis kalau naskahnya dimuat sekalian mengkonfirmasi nomor Rekening.Bahkan Harian Kompas sendiri akan mengembalikan naskah tersebut beserta catatan dan alasan mengapa tidak bisa dimuat.

  • Naskah yang dikembalikan, bukan berarti naskah yang buruk. Bisa jadi tidak sesuai dengan selera redaksinya, atau karena kepanjangan. Mohon maklum, media cetak adalah media yang terbatas ruangnya. Kalau naskah kita kepanjangan akan memakan ruang yang lain. Jadi jumlah karakter naskah mesti, kudu, harus diperhatikan. Bila lebih dari 4-6 bulan tak ada pemberitahuan, bisa anda kirim lagi ke media yang sama atau media yang lain (tentu saja dengan memberitahukan ke media bersangkutan kalau anda menarik kembali naskah yang pernah anda kirimkan). Ini untuk menghindari pemuatan ganda di media yang berbeda. Karya anda bagus tapi anda bukan termasuk golongan orang yang sabar hingga mengirimkannya ke media lain, padahal karya anda tersebut dalam daftar antrian. Bila pemuatan ganda ini sampai terjadi, maka tak pelak anda akan diblacklist di kedua media tersebut di kemudian hari.

  • Teruslah menulis untuk mengasah kemampuan dan mempertajam tulisan anda. Kemampuan menulis itu ibarat pisau, yang makin diasah makin tajam. Jangan lupa banyak membaca karya-karya penulis lain karena itu akan semakin menambah wawasan kita.

Nah, untuk poin yang terakhir ini, saya hanya sekadar mengingatkan saja ya. Karena saya sendiri orangnya moody. Kalau lagi kerajingan menulis, ya menulis sampai nggak sadar lingkungan dan bikin gondok anak bini karena merasa dicuekin. Tapi kalau tidak mood, bisa berhari-hari bahkan berbilangan bulan tak menulis. Namanya juga hobi. Tapi membaca buku, majalah, novel masih saya sempat-sempatkan untuk hiburan dan nambah wawasan. Apalagi membaca kompasiana, nggak akan saya tinggalkan.

Oke, sekian dulu. Semoga bermanfaat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun