Â
Saya hari ini benar-benar kecewa dengan layanan yang diberikan kantor pos Indonesia provinsi Jambi. saya bermaksud mengambil salah satu dokumen penting yang saya butuhkan. saya membawa no resi pengiriman. setelah saya berikan no resi maka, lebih kurang dialognya begini;
Pos : Maaf pak, dokumen bapak sudah dengan Pak Pos. Tapi Pak Posnya sudah dua hari gak masuk, sakit.
saya: trus solusinya apa dong, Buk? saya memerlukan dokumen itu hari ini.
Pos: Ya tunggu Pak Posnya masuk pak.
saya: waduh. apa tidak ada kebijakan lain? bagaimana jika Pak Posnya sakitnya lama? Bagaimana (maaf) jika Pak Posnya meninggal? Sampai kapan saya harus menunggu? Apa tidak ada solusi lain?
Pos: Tidak pak, namanya juga sakit.
Saya: Ya, saya tahu. sakit itu manusiawi, dan tidak ada orang yang bisa menolak sakit. Tapi ini persoalan manajemen. Ini perusahaan negara! siapa pimpinan kalian? saya mau bertemu. (saya sudah tidak nyaman dengan layanan yang diberikan. petugas nampak melayani setengah hati. menjawab seadanya, dengan muka 'ditekuk'. Layanan yang sangat buruk untuk sebuah Costumer Service).
Pos: (menelfon seseorang menggunakana telfon kantor. kemudian mengutus anak magang ke dalam. sekembalinya anak magang). Gak bisa, Pak. kunci locker dengan Pak Pos.
Saya: (saya sudah benar-benar kecewa dengan layanan yang diberikan. ujian kesabaran saya betur-betul 'diujung tanduk'. saya hanya tidak abis pikir, mengapa kantor sebeser ini tidak ada solusi untuk hal yang sepele tersebut. bukankah Pak Posnya punya atasan? Apa salahnya atasarannya (supervisor mungkin) punya kunci serep atau master-key sehingga dalam kasus tertentu bisa mengambil kebijakan. Memalukan!)
jika tidak ada kebijakan, minta maaf saya kasih kalian solusi dan sampaikan ke pimpinan kalian, kalian yang bongkar lockernya, atau saya!
Pos: (kembali menelfon seseorang. dan saya dengar kalimatnya "Bapaknya marah, Pak. Dengan layanan yang jelek itu kemudian dia berkata). Sebentar ya pak.