Mohon tunggu...
Ayub Simanjuntak
Ayub Simanjuntak Mohon Tunggu... Guru - The Truth Will Set You Free

Write what I feel

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Buku dan TikTok

8 Mei 2024   11:04 Diperbarui: 9 Mei 2024   12:16 464
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source: freepik.com

Dalam era di mana teknologi menyerbar cepat, video telah menjadi salah satu bentuk media yang paling dominan. Platform seperti YouTube, Netflix, dan TikTok telah mengubah cara kita mengonsumsi informasi. 

Namun, meskipun popularitasnya yang meningkat, buku-buku tetap menjadi sumber pengetahuan dan hiburan yang tak tergantikan. Mengapa begitu?

  • Kedalaman Pengetahuan

Satu hal yang menjadi kekuatan buku adalah kedalaman pengetahuan yang dapat disampaikannya. Buku cenderung menguraikan topik secara rinci dan mendalam. 

Penulis memiliki ruang yang lebih besar untuk menjelaskan konsep-konsep kompleks dan menyajikan argumen dengan detail yang dibutuhkan. 

Ini berbeda dengan video yang sering kali harus memadatkan informasi dalam waktu yang singkat untuk mempertahankan perhatian penonton.

Kaum muda merasa selalu ingin produktif, tanpa menghirauk produktivitas yang terganggu. Video-video pendek berdurasi tiga menit di TikTok dapat mengalihkan perhatian penggunanya dari menyelesaikan tugas-tugas penting seperti mengerjakan pekerjaan rumah atau menyelesaikan tugas-tugas dan sampel terdiri dari 110 siswa perempuan dan 130 siswa laki-laki, berusia antara 23-27 tahun, hasil penelitian menunjukkan bahwa 31,25% siswa kecanduan TikTok, dan 87,5% siswa menghabiskan lebih dari dua jam per hari di media sosial. 

(Terjemahan Zulli D, Zulli DJ. Extending the Internet meme: Conceptualizing technological mimesis and imitation publics on the TikTok platform. https://doi.org/101177/1461444820983603 [Internet]. Diakses 8 Mei 2024.

Ada korelasi kuat antara generasi muda yang kecanduan tiktok dan prestasi akademik mereka. 

Para pecandu tiktok mendapati diri mereka sulit atau tidak dapat berkonsentrasi ketika membaca teks seperti buku, novel atau cerita pendek. Kebiasaan "dininabobokan" oleh beragam video pendek membuat otak seperti sulit menerjemahkan huruf-huruf cetak.

  • Imajinasi yang Kuat

Dalam bukunya yang berjudul  Cosmic Religion and Other Opinions and Aphorisms, Albert Einstein mengatakan :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun