Mohon tunggu...
Ahmed S El Hamidy
Ahmed S El Hamidy Mohon Tunggu... karyawan swasta -

seorang pecinta ilmu yang masih terus belajar untuk lebih baik. Di sela kesibukan kerja, menulis dijadikan sebagai hobby untuk berbagi. "love to share" (sakti_ahmad@yahoo.co.id)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Makna Tersirat dari Lagu "Ke Binaria"

28 Februari 2014   18:23 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:22 3298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

“Dangdut is music of my country”, penggalan lirik lagu yang dipopulerkan oleh Project Pop ini pernah saya jadikan jawaban untuk beberapa pertanyaan yang diajukan terkait musik khas Indonesia. Kali itu, saya dan beberapa mahasiswa Indonesia mendapatkan kesempatan untuk menampilkan keanekaragaman budaya Indonesia di depan gedung CESL (Center of English as a Second Language) di Universitas Arizona, USA. Kami dengan bangga mempersembahkan lagu-lagu dangdut yang populer saat itu. Bahkan, salah seorang dosen, yang saya tahu, berkebangsaan Amerika itu, dengan antusias bercerita bahwa dia ngefans dengan Rhoma Irama.

Saya tidak begitu tahu kapan pastinya dangdut menapakkan kakinya dan berkembang di Indonesia. Namun, menurut Lohanda (1983), bahwa dangdut mulai merakyat di tahun 1960-an dengan dikenalnya Elliya Khadam, dengan tembang kenangannya “Boneka dari India”.

Jika kita ungkap lembaran masa lalu, maka musik dangdut sangat erat kaitannya dengan budaya. Hal itu membuat lagu-lagu yang muncul mudah diterima oleh masyarakat secara umum. Saya pernah mendengar sebuah lagu yang dipopulerkan oleh pasangan Titiek Sandhora dengan Muchsin Alatas-“ke Binaria”. Lagu ini adalah Tanya jawab Antara dua orang remaja yang sedang menjalin hubungan pacaran layaknya muda-mudi di zamannya. Sekilas tidak ada yang istimewa dari lagu ini. Apalagi dibandingkan dengan perkembangan musik saat ini, musik ini tidak lebih dari hiburan semata. Namun, perlu digaris bawahi bahwa ada makna tersirat di dalamnya yang menggambarkan perintah berbakti kepada orangtua itu lebih utama dibandingkan kesenangan sesaat. Coba kita perhatikan lirik lagu “Ke Binaria” di bawah ini:

KE BINARIA

Pria (1)

Ke manakah sayang tujuan kita pergi
Bergembira malam ini
Bergembira malam ini
Wanita(2)
Terserah padamu ke mana engkau mau
Bilang dulu sama Ibu
Bilang dulu sama Ibu
Pria(3)
Bagaimana kalau kita ke Binaria
Banyak pengunjungnya melantai di sana
Wanita(4)
Dengan hati rela ku pergi bersama
Tapi jangan lupa kembali segera
Duet (5)
Marilah bersama kita ke Binaria
Bergembira malam ini
Bergembira malam ini

Terlihat jelas pada jawaban si wanita (paragraph 2) bahwa restu orangtua masih menjadi alat ukur. Kata-kata Ibu masih menjadi patokan. Si Pria boleh saja dengan rencananya tapi jika tidak ada restu dari orang tua, si wanita tidak akan beranjak dari rumah. Budaya ini sungguh jauh berbeda dengan yang terjadi saat ini, ketika si anak menggangap bahwa orang yang paling bertanggung jawab terhadap dirinya adalah dirinya sendiri. Sehingga, cenderung tidak menghargai pengorbanan orang tua.

Tidak hanya sampai di situ, pada lirik berikutnya (paragraph 4), ketika si wanita sudah mengkantongi izin dari ibunya (orangtua-red), dia tidak dengan seenak hatinya pergi keluar rumah dengan pria idamannya tanpa tahu batasan-batasan yang tidak boleh dilanggar. Dengan mengatakan “tapi jangan lupa kembali segera”. Dia begitu sadar bahwa tidak baik untuk seorang wanita berduaan dengan Pria yang belum sah menjadi pendamping hidupnya (suami-red).

Setidaknya beberapa makna di atas, menjadikan lagu ini menjadi begitu menginspirasi. Syarat dengan makna dan penuh dengan nasehat. Semoga menjadikan kita lebih baik dan lebih berkualitas.

Renungan akhir Pekan, Duri 2014

Ahmed S. El hamidy

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun