Mohon tunggu...
Kuntoro Tayubi
Kuntoro Tayubi Mohon Tunggu... Journalist -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis adalah ruh, dan menebar kebaikan adalah jiwaku. Bagiku kehidupan ini berproses, karena tidak ada kesempurnaan kecuali Sang Pencipta.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Melalui Wayang Santri, Ki Enthus Didik Siswa Agar Beradab

6 Februari 2018   16:11 Diperbarui: 6 Februari 2018   17:11 1014
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalang edan Ki Enthus Susmono mengocok perut ribuan siswa dan guru SMA 2 Brebes, Jawa Tengah, Senin, 5 Februari 208, di halaman sekolah setempat. Dia menanamkan pendidikan karakter lewat pementasan wayang santri. 

Meski penyampaiannya guyon dan menggelitik, namun menukik dalam hati para siswa. Sehingga diharapkan bisa mengubah karakter siswa untuk menjadi lebih baik dan beradab.

"Jangan sampai durhaka pada orang tua dan guru. Anehnya, ada siswa yang berbuat sangat biadab kepada guru dengan menganiaya guru hingga meninggal dunia," ujar Bupati Tegal ini, Senin, 5 Februari 2018, SMA 2 Brebes.

Dalam pementasannya, Enthus mengambil lakon Lupit Seneng Ketulung. Ia memberi tips untuk bagaimana cara menjadi siswa yang baik. Di antaranya harus rajin belajar dan menempa diri sebagai siswa berprestasi. 

Kepala SMA N 2 Brebes, Dr Sadimin, mengaku secara masif sudah melakukan berbagai upaya untuk mengubah karakter siswanya. Diantaranya mendatangkan kiai, pelaku usaha, tokoh profesi, dan kali ini mendatangkan dalang yang juga Bupati Tegal. 

"Pementasan wayang santri digelar dalam rangka memperingati hari lahir ke-44 SMA 2 Brebes. Dengan menampilkan literasi budaya agar siswa menggemari wayang sebagai kearifan lokal," pungkasnya.

Wayang santri termasuk kedalam jenis wayang golek yang dirilis sejak tahun 2006 dan pertama kali dipentaskan di pendopo Ki Enthus Susmono di Desa Bengle, Kecamatan Talang, Kabupaten Tegal. Cerita-cerita yang digunakan pada pementasan yaitu cerita tentang kisah keteladanan dan perjuangan para alim ulama, abu nawas dan tokoh muslim lainnya.

Durasi pada pagelaran wayang santri tidak digelar semalam suntuk. Setiap pagelaran paling lama membutuhkan waktu dua setengah jam dan paling singkat berdurasi satu jam. Jumlah pengrawitnya pun tidak terlalu banyak, biasa hanya terdapat 9 orang pengrawit/wiyaga.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun