Artikel ini pernah saya publish sebelumnya di blog pribadi saya pada 18 januari 2014.
http://ariefbudiawanm.blogspot.com/2014/01/introvert-so-what.html
Ada di sekitar kita individu-individu yang cenderung suka akan suasana tenang daripada keramaian. mereka adalah orang introvert. Sedang kebalikan dari introvert adalah ekstrovert, dimana mereka cenderung menyukai keramaian daripada suasana tenang. Dan kebanyakan orang di dunia adalah seorang ekstrovert.
"Teori introvert dan ekstrovert dikemukakan oleh Carl Jung seorang analis psikologi di awal tahun 90an. Seorang introvert adalah seorang yang terlahir dengan bakat temperamen dari dalam diri, sedangkan ekstrovert adalah seorang yang terlahir dengan bakat temperamen dari luar. "(Martin Olsen Laney dalam bukunya The Introvert Advantage, 2002)
Seringkali orang introvert dipandang memiliki kejanggalan, karena mereka dianggap jarang bersosialisasi di masyarakat, menutup pikiran, dan bahkan ada yang memberikan "cap" anti sosial atau lebih sering dikenal dengan istilah ansos sehingga seolah-olah sebuah introversi adalah "kekurangan". Sedangkan seorang ekstrovert dipandang lebih memiliki kelebihan karena lebih mudah diterima dalam interaksi sosial.
Mungkin itu adalah pendapat umum dari banyak orang, dimana seperti kita ketahui masyarakat dunia ini adalah dominasi dari orang-orang ekstrovert, (75% orang di dunia adalah ekstrovert)
Namun apakah benar seorang introvert demikian? Lantas apakah untuk menjadi sukses kita harus menjadi seorang ekstrovert?
Tidak.
Tidak ada yang aneh dari seorang introvert.
Introvert dan ekstrovert, masing masing memiliki kelebihan, dan kekurangan
Untuk mencapai sukses pun tidak perlu kita mengubah sifat alamiah kita.