Mohon tunggu...
Fatkhul Muin kabarseputarmuria
Fatkhul Muin kabarseputarmuria Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis Warga,Wiraswasta,YouTuber

Sepuluh tahun lalu berkecimpung memburu dan menulis berita namun saat ini berwiraswasta dan mengembangkan ekonomi kerakyatan di pedesaan. Tetapi hasrat untuk menulis masih menggebu-ngebu kanal kompasiana inilah sebagai ajang pelampiasaan untuk menulis. " Menulis tidak bisa mati " aku tuangkan kreasiku juga di blog pribadiku www.kabarseputarmuria.com selamat membaca dan berbagi informasi No HP : 085290238476 semoga bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Di Demak , Sedekah Bumi Selamatan dan Nanggap Wayang

17 September 2013   06:50 Diperbarui: 24 Juni 2015   07:47 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_266657" align="aligncenter" width="540" caption="Muhdi Kepala Desa Kedungkarang"][/caption] Demak- Desa Kedungkarang kecamatan Wedung kabupaten Demak hari Senin ( 16/9) mengadakan even dua tahunan berupa kegiatan sedekah bumi yang dipusatkan dibalai desa setempat, selain menggelar pertunjukan Wayang kulit siang dan malam acara sedekah bumi ini juga diisi dengan selamatan desa. Setiap RT di desa Kedungkarang yang berjumlah 16 membuat ambengan (nasi Selamatan) yang wujudnya beraneka rupa ada yang berwujud perahu, rumah, kapal dan masih banyak yang lainnya. Ambengan tersebut berisi nasi beserta lauk pauknya yang dibuat hasil kerukunan setiap RT dan yang mengantarkan ke balai desa juga anggota RT . Tujuan dari adanya ambengan ini sebagai wujud kerukunan dan kekompakan antar warga juga perwujudan rasa syukur kepada yang maha kuasa atas rezeki yang diberikan kepada seluruh warga. “ Acara sedekah bumi ini memang sudah dianggarkan desa setiap dua tahun sekali dengan menggelar kesenian tradisional berupa wayang kulit semalam suntuk . Selain untuk menghibur masyarakat tanggapan wayang ini juga untuk melestarikan budaya leluhur kita. “, ujar Kepala Desa Kedungkarang Muhdi yang ditemui disela-sela acara sedekah. Acara sedekah bumi yang dipusatkan dibalai desa dengan menanggap wayang juga selamatan bersama ini mendapatkan perhatian tersendiri bagi segenap warga desa Kedungkarang dan sekitarnya . Jalan raya di dekat balai desa yang biasanya sepi kini ramai dengan datangnya para pedagang yang “Mremo” pada keramaian ini. Puncak terjadi ketika ambengan dari berbagai penjuru RT dibawa menuju ke balai desa untuk dido’akan bersama-sama , semua warga tumplek bleg di seputaran balai desa, sehingga jalan raya depan balai desa agak tersendat. Apalagi setelah do’a selesai dipanjatkan oleh Modin maka para pembawa ambengan maupun warga langsung berebutan untuk makan nasi maupun lauk pauk yang ada dalam ambengan. Bahkan dari beberapa ambengan ada yang dilarikan oleh pemiliknya menghindari serbuan para warga. [caption id="attachment_266659" align="aligncenter" width="540" caption="Selamatan dengan berkat dari masyarakat"]

13793750041352850206
13793750041352850206
[/caption] “ Inilah salah satu keasyikan dari acara sedekah bumi dengan slametan tumpeng atau ambengan , para warga ingin mengambil atau makan nasi dan lauk pauk dari ambengan namun mendapat rintangan dari si pembawa inilah yang menjadi tontonan warga sekitarnya .Inilah wujud kebersamaan antar warga masyarakat sini “ ujar Syaichu Manaf salah seorang perangkat desa Kedungkarang . Selain selamatan yang ditunggu-tunggu oleh warga masyarakat utamanya nelayan adalah pentas wayang kulitnya , karena sebagian nelayan dari generasi tua masih menyukai tontonan wayang kulit ini. Menurut mereka dalam pertunjukan wayang kulit selain mendapatkan hiburan , juga mendapatkan nasehat-nasehat yang terkandung dalam lakon wayang itu sendiri. Oleh karena itu jika digelar pertunjukan wayang kulit kebanyakan yang hadir menonton adalah para generasi tua. Namun demikian dengan kemajuan jaman pertunjukan wayang kulit ini kadang-kadang juga di sertai dengan lagu-lagu campur sari ataupun ndangdhutan dalam pergelarannya. Sehingga pertunjukan wayang tidak membosankan karena , diselingi juga lagu-lagu untuk anak muda sehingga kadang kala anak muda dapat ikut berjoget dalam pergelaran wayang kulit. Memang sedekah bumi merupakan wujud budaya tinggalan nenek moyang kita yang lazim dilaksanakan pada bulan Apit sehingga dikenal orang sebagai Apitan. Mereka meyakini sedekah bumi ini selain sebagai wujud rasaya syukur terhadap pencipta juga penghilang suker atau marabahaya yang ada di dalam desa. [caption id="attachment_266660" align="aligncenter" width="540" caption="makan berkat bersama"]
13793751472081748155
13793751472081748155
[/caption] Untuk membersihkan desa dari segenap mara bahaya maka perlu diadakan sedekah bumi yang melibatkan seluruh warga desa. Seperti desa Kedungkarang ini untuk memeriahkan pesta sedekah bumi ini mereka rela urunan untuk membuat ambengan sebagai wujud rasa syukur warga kepada sang maha pencipta. Selain di desa Kedungkarang Demak ini pesta sedekah bumi mungkin masih dilestarikan ditempat lain dengan wujud berbeda namun esensi yang terkandung didalamya adalah sama. (Muin) Fatkhul Muin Pengelola Blog : Pusat Informasi Masyarakat Pesisir (http: www.For-Mass.Blogspot.com)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun