Mohon tunggu...
Yusuf Andriyanto
Yusuf Andriyanto Mohon Tunggu... -

prinsip saya adalah belajar dari pengalaman dan jadikan pengalaman sebagai guru terbaik.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Sosialitas dan Masyarakat

14 Maret 2011   06:15 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:48 632
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Menurut saya masyarakat adalah sekumpulan orang yang menempati suatu temat atau daerah tertentu yang mana atau didalamnya terdapat kegiatan sosial antara satu sama lain atau bisa dikatakan sekumpulan orang yang menempati suatu negara yang melakukan etika-etika hukum yang ada. Bermasyarakat merupakan syarat sahnya dalam menjadi masyarakat yang baik. Masyarakat yang baik tentunya juga bisa mematuhi aturan-aturan yang sudah ada atau taat pada hukum.

Menurut saya sosialitas berasal atau berkata dasar "sosial" yang artinya menghargai sesama manusia, saling membantu satu sama lain, dan bermasyarakat. Sedangkan sosialitas adalah kegiatan yang dilakukan seseorang dengan cara membantu orang lain yang bisa berupa materi, tenaga, pikiran, dan doa.

Untuk menciptakan suatu negara yang baik masyarakatnya harus bisa bersosialitas kepada sesama. Tidak hanya mementingkan diri sendiri, keluraga, dan golongannya tetapi juga harus memikirkan sesamanya atau orang lain. Biasanya orang-orang yang sudah mempunyai kedudukan atau jabatan yang tinggi, materi yang cukup bahkan sangat banyak, pintar dalam segala hal, bisa lupa dengan apa yang namanya bersosialitas dan bermasyarakat. Mereka hanya memikirkan diri sendiri dan golongannya saja, tanpa peduli dengan sesamanya yang diluar sana jauh lebih menderita. Kita bisa ambil contoh para pemerintah yang hanya mengumbar janji belaka tanpa ada bukti nyata. Mereka hanya mengobral janji semata disaat ingin mendapatkan kedudukan, mereka rela bersosialisme dan bermasyarakat hanya diawalnya saja, jika sudah terpilih apa yang dilakukan sudah dilupakan begitu saja, tnpa peduli lagi. Contoh lain bisa kita lihat para oknum polisi yang sekarang hanya mementingkan diri sendiri, tidak memikirkan rakyat kecil. Para oknum tidak bisa memberikan keadilan dengan baik. Orang yang seharusnya mendapatkan perlindungan dari para oknum malah di persulit.

Kenapa pada saat yang serba sulit ini rasa sosialitsa dari orang-orang yang mempunyai kedudukan tidak lagi ada. Orang yang miskin semakin lebih miskin, orang yang tertindas semakin tertindas. Hal seperti ini kenapa masih saja ada di zaman yang serba moderen dan tekhnologi ini? Dimana rasa sosialitas dari para pemerintah, apa belum cukup para petinggi menindas rakyatnya, semakin membodohi rankyatnua? Mereka membutuhkan uluran tangan dari orang-orang yang mempunyai kedudukan, karena tanpa sosialisasi dari para petinggi(pemerintah) mereke hanya bisa merasakan keterpurukan, kebodohan, kemiskinan. Dimana janji para pemerintah yang ingin memberantas kebodohan, kemiskinan, dan pengangguran? Dalam realita malah kebodohan semakin menjadi-jadi, kemiskinan kian bertambah, tingkat pengangguran semakin meningkat.

Hal-hal seperti ini tidak akan tejadi jika ada sosialitas dari para pemerintah. Mereka juga harus bisa mendidik para rakyat miskin untuk lebih giaat bekerja untung membrantas kemiskinan dan pengangguran. Program-program pelatihan, penyuluhan, motivasi untuk rakyat harus diadakan, karena tanpa itu masyarakat hanya bisa merasakan penderitaan. Peran dari pejabat desa juga berpengaruh untuk rakyatnya. Agar tak ada lagi kebodohan, kemiskinan, dan pengangguran.


Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun