Mohon tunggu...
Andi Kristianto
Andi Kristianto Mohon Tunggu... -

Kuliah di Teknik Mesin UNS

Selanjutnya

Tutup

Politik

“Jokowi”, Dalang atau Wayang

3 November 2014   17:58 Diperbarui: 17 Juni 2015   18:48 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Joko Widodo, Presiden RI yang namanya pertama kali mencuat di publik Indonesia seiring dengan populernya Mobil Esemka. Ia sangat mendukung berkembangnya mobil rakitan anak bangsa ini saat masih menjabat sebagai Walikota Solo beberapa tahun silam. Nama Jokowi, yakni sapaan akrabnya semakin sering terdengar di berbagai media saat diangerahi penghargaan sebagai salah satu terbaik di dunia. Bahkan, ia adalah walikota yang sangat dibanggakan warga Solo saat itu. Terbukti dari saat pemungutan suara saat mencalonkan diri sebagai walikota untuk kedua kalinya, pasangan Jokowi-Rudi memperoleh suara sebanyak 90 % lebih dari total suara. Sungguh fantastis, seorang pemimpin yang begitu dicintai oleh rakyatnya. Keberhasilannya memimpin Kota Solo membuatnya ingin naik lebih tinggi, yakni mancalonkan diri sebagai Gubernur DKI Jakarta. Setelah lewat pemungutan suara, akhirnya Jokowi menang. Tapi belum selesai menjabat, ia sudah mencalonkan diri sebagai Presiden RI. Hal ini menjadikan image baik beliau perlahan turun terutama oleh warga Jakarta sendiri.

Setelah melewati pemilu yang sengit, akhirnya Jokowi bersama Jusuf Kalla berhasil mengalahkan pasangan Prabowo-Hatta. Namun nampaknya persepsi tentang Jokowi sebagai boneka dari Ibu Megawati masih melekat untuk beberapa kalangan karena ia dulu diusung oleh partaI PDIP. Bahkan, mantan Walikota Solo ini juga dicap sebagai boneka dari negara asing. Pertemuan Jokowi dengan beberapa perwakilan negara asing memang menyisakan tanda tanya bagi masyarakat Indonesia. Inilah yang menyebabkan Jokowi dicap sebagai wayang yang digerakkan oleh pihak lain. Karena sampai sekarang kita tahu bahwa dalam beberapa aspek di negeri ini, kita masih diperbudak oleh asing. Contoh yang paling terkenal adalah PT.Freeport di Papua. Oleh karena itu, Indonesia sangat mendambakan pemimpin yang tidak mau diperbudak oleh negara asing seperti presiden kita yang pertama, yakni Ir. Soekarno.

Terlepas dari pandangan negatif tentang Jokowi, jujur saja bahwa ia merupakan sosok pemimpin yang jujur dan sederhana. Kesederhanaannya terlihat karena dia sering terjun ke masyarakat waktu menjabat sebagai Gubernur DKI. Hal ini sering disebut sebagai “blusukan” oleh berbagai media. Dengan begitu, Jokowi dapat langsung mengetahui permasalahan secara langsung serta bisa membuatnya lebih dekat dengan masyarakat. Jokowi pun disebut-sebut sebagai sosok harapan baru bagi Bangsa Indonesia. Inilah ciri khas yang membuat masyarakat segan akan dirinya sehingga bisa disebut sebagai dhalang yang artinya seorang pemimpin yang mandiri dalam mengambil keputusan.

Segala persepsi baik maupun buruk tentang presiden baru kita, kita harus sadar bahwa tidak ada insan yang sempurna. Karena setiap orang memiliki kelebikan dan kekurangan bergantung dari segi mana kita memandangnya. Bagaimanapun Jokowi telah menjadi presiden baru yang juga berarti pemimpin baru untuk Indonesia yang harus kita dukung. Karena seorang presiden tak akan mampu membangun negaranya tanpa dukungan dari rakyatnya. Dengan pemimpin baru ini Indonesia diharapkan mampu menjadi lebih baik. Semoga Presiden Jokowi adalah sosok pemimpin yang kita idam-idamkan selama ini. Aamiin.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun