Lihat ke Halaman Asli

Guru Bimbingan Konseling sebagai Pembentukan Karakter Siswa

Diperbarui: 4 Oktober 2018   10:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Ketika berbicara tentang pembentukan karakter anak, jelas pemeran utamanya disini adalah orang tua. Karena madrasah pertama dalam pertumbuhan dan perkembanganya bagi seorang anak adalah keluarga. 

Maka dari itu sudah selayaknya keluarga memberikan pendidikan karakter berdasarkan Iman dan Islam. "Pendidikan karakter dalam Islam adalah pendidikan akhlak, karena itu pendidikan karakter oleh keluarga harus memperhatikan nilai-nilai mulia yang sudah ada di dalam islam".

Terutama ibu karena pendidikan itu sudah dimulai sejak anak berada dalam kandungan. Setiap apa yang dilakukan seorang ibu ketika mengandung akan berpengaruh besar terhadap anak dalam kandungannya. Contoh misalnya ketika seorang ibu sering mendengarkan musik dangdut nantinya akan berpengaruh terhadap janin biasanya seorang anak akan hiperaktif dan sulit untuk dikendalikan. Sebaliknya ketika seorang ibu sering memperdengarkan murottal dengan tilawah nantinya calon bayi akan menjadi pribadi yang sopan dan penurut.

Kemudian peran ayah biasanya masuk setelah anak mulai tumbuh dan berkembang seperti dalam mengajarkan kebijaksanaan dan tanggung jawab. Selain dalam lingkup keluarga tentunya anak akan berinteraksi langsung di lingkungan masyarakat. Nah, dalam hal ini juga mencakup sebuah lembaga yaitu sekolah, dimana di sekolah anak akan mendapat didikan dari seorang guru.

Peran guru di sekolah sangatlah penting bagi siswa, terutama Guru Bimbingan Konseling (BK) dalam pembentukan karakter siswa. Guru Bimbingan Konseling (BK) adalah Guru tidak hanya berperan sebagai pendidik akademis saja, tapi juga pendidik nilai, moral dan juga budaya untuk siswanya. Dalam hal ini guru BK lah yang akan berperan aktif terhadap siswa dalam pendidikan karakter.

Yang dimana Di Era Milenial sekarang banyak terjadi merosotnya akhlak dan moral siswa. Ini disebabkan kurangnya pendidikan karakter dan moral siswa. 

Apalagi di jaman yang serba canggih sekarang hendaknya dapat diusahakan agar guru Bimbingan Konseling menjadi alat dan sarana siswa baik bagi pertumbuhan dan perkembangan mental dan moral peserta didik. Di samping tempat pemberian pengetahuan, pengembangan bakat dan kecerdasan. 

Dengan kata lain, Guru Bimbingan Konseling merupakan lapangan sosial bagi anak-anak, dimana pertumbuhan mental, moral dan sosial serta segala aspek kepribadian berjalan dengan baik.

Untuk menumbuhkan sikap moral yang demikian itu siswa yang lebih rusak moralnya perlu segera diperbaiki. Karena kerusakan siswa itu sangat besar pengaruhnya dalam pembinaan moral anak-anak. Oleh karena itu adanya guru bimbingan konseling di setiap sekolah yakni untuk mengurangi pembunuhan karakter yang terjadi terhadap siswa dengan menasehati serta mengarahkan atau membimbing siswa berperilaku atau mengajari siswa dalam hal melakukan kegiatan-kegiatan di madrasah seperti setiap pagi hari dimulai dengan bersalaman antara guru dan siswa, shalat dhuha berjamaah, membaca al-qur'an dan menghafal asmail husna.

Maka Guru Bimbingan Konseling disini bisa dikatakan seperti orang tua kedua dalam pembentukan karakter siswa dengan dilakukannya setiap kegiatan yang mampu merubah pendidikan karakter siswa menjadi lebih baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline