Mohon tunggu...
Alif Fiadi Fuazhim
Alif Fiadi Fuazhim Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

tetap istiqamah apapun tujuanmu jika itu baik maka perjuangkanlah, jika itu buruk maka tinggalkanlah dan lupakanlah [your mind...your idea...change your life]

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Wayang Golek (Indonesia) vs Bunraku (Jepang)

25 Oktober 2013   16:05 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:02 615
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Wayang merupakan salah satu budaya Indonesia yang hingga saat ini masih dilestarikan. Wayang memiliki pengertian menurut Wikipedia Indonesia berarti seni pertunjukkan asli Indonesia yang berkembang pesat di Pulau Jawa dan Bali. Selain itu beberapa daerah seperti Sumatera dan Semenanjung Malaya juga memiliki beberapa budaya wayang yang terpengaruh oleh kebudayaan Jawa dan Hindu. Wayang di Indonesia sebagai hiburan rakyat untuk kalangan bawah sampai kalangan atas. Wayang cukup digemari bagi para penontonnya karena berisi cerita-cerita yang bermanfaat bagi penikmatnya.

Wayang Golek

Wayang golek menurut Wikipedia Indonesia berarti suatu seni pertunjukan wayang yang terbuat dari boneka kayu, yang terutama sangat populer di wilayah Tanah Pasundan (Jawa Barat). Wayang merupakan bentuk dari teater rakyat yang dulunya sangat popular. Orang yang melihatnya sering menghubungkan kata “wayang” dengan ”bayang”, karena pertunjukan wayang ini memakai layar putih, yang dapat memunculkan bayangan-bayangan. Di Jawa Barat wayang yang populer adalah wayang golek. Berkenaan dengan wayang golek, terdapat dua macam diantaranya wayang golek papak (cepak) dan wayang golek purwa yang ada di daerah Sunda. Alur cerita wayang ini umumnya, Alur cerita yang dapat diambil dari cerita rakyat seperti penyebaran agama Islam oleh Walangsungsang dan Rara Santang maupun dari epik yang bersumber dari cerita Ramayana dan Mahabarata dengan menggunakan bahasa Sunda dengan iringan gamelan Sunda (salendro), yang terdiri atas dua buah saron, sebuah peking, sebuah selentem, satu perangkat boning, satu perangkat boning rincik, satu perangkat kenong, sepasang gong (kempul dan goong), ditambah dengan seperangkat kendang (sebuah kendang Indung dan tiga buah kulanter), gambang dan rebab. Pola pengadegan wayang golek adalah sebagai berikut; 1) Tatalu, dalang dan sinden naik panggung, gending jejer/kawit, murwa, nyandra, suluk/kakawen, dan biantara; 2) Babak unjal, paseban, dan bebegalan; 3) Nagara sejen; 4) Patepah; 5) Perang gagal; 6) Panakawan/goro-goro; 7) Perang kembang; 8) Perang raket; dan 9) Tutug.

Bunraku

13826918121495029191
13826918121495029191

Jepang juga tak kalah memiliki kebudayaan yang sejenis tapi tidak sama dengan wayang golek Indonesia yang dinamakan Bunraku. Bunraku menurut Wikipedia Indonesia ialah berupa sandiwara boneka tradisional Jepang yang merupakan salah satu jenis ningyo johruri (人形浄瑠璃 ningyō jōruri?, boneka jōruri). Istilah bunraku khususnya digunakan untuk ninyo johruri (sandiwara boneka dengan pengiring musik johruri) yang berkembang di Osaka. Jōruri atau ditulis sebagai johruri adalah sebutan untuk naskah dalam bentuk nyanyian. Penyanyi johruri disebut tayū, dan menyanyi dengan iringan musik shamisen. Sebuah boneka dimainkan oleh tiga orang dalang yang disebut ningyō tsukai. Sewaktu memainkan boneka, dalang tidak menyembunyikan diri dari pandangan penonton. Gerak-gerik boneka dibuat bagaikan hidup, dengan kedua tangan dan kaki yang bisa digerak-gerakkan, serta wajah boneka yang bisa berubah ekspresi sesuai karakter yang dimainkan. Boneka memiliki mekanisme penggerak pada wajah (mata dan mulut), dan sendi-sendi kedua belah lengan, kaki, dan jari-jari tangan yang bisa digerak-gerakkan. Dalang hanya bertugas menggerakkan boneka, sedangkan semua dialog yang diucapkan boneka menjadi tugas 'tayū' dengan iringan musik shamisen.

Dari kedua wayang tersebut antara Wayang Golek (Jabar,Indonesia) dan Bunraku (Jepang) memiliki keunggulan dan ciri khas masing-masing. Dilihat dari keduanya yang memiliki bentuk yang hamper sama tetapi cerita yang dimainkan berbeda. Kebudayaan ini wajib dilestarikan untuk generasi muda saat ini karena wayang ini adalah salah satu asset bangsa yang wajib dijaga dan dilestarikan agar anak cucu kita kelak akan tau bahwa sesungguhnya budaya yang ditinggalkan nenek moyang benar dan baik adanya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun