Etika dan Filsafat dalam Ilmu Komunikasi: Sudut Pandang Mahasiswa
Pendahuluan
Sebagai seorang mahasiswa Ilmu Komunikasi, saya menyadari bahwa komunikasi bukan hanya sekadar menyampaikan pesan dari satu orang ke orang lain. Lebih dari itu, komunikasi mengandung nilai-nilai yang berkaitan dengan moral (etika) dan pemikiran mendalam (filsafat) tentang bagaimana dan mengapa pesan itu disampaikan. Dalam dunia yang semakin kompleks seperti sekarang, memahami etika dan filsafat komunikasi menjadi sangat penting, terutama bagi kami yang sedang belajar menjadi komunikator yang bertanggung jawab.
Filsafat dalam Komunikasi: Mencari Makna Lebih Dalam
Filsafat mengajarkan saya untuk berpikir kritis dan tidak menerima informasi begitu saja. Dalam konteks komunikasi, filsafat mengajak kita bertanya:
Apa tujuan komunikasi?
Apa makna dari pesan yang kita sampaikan?
Apakah komunikasi hanya soal informasi atau juga tentang relasi dan kemanusiaan?
Misalnya, melalui pendekatan fenomenologi, saya belajar bahwa setiap orang memiliki pengalaman subjektif yang memengaruhi cara mereka memahami pesan. Artinya, sebagai komunikator, saya tidak bisa memaksakan makna saya sendiri, tapi harus peka terhadap perspektif orang lain. Sedangkan dengan pendekatan hermeneutika, saya belajar bagaimana pentingnya menafsirkan pesan berdasarkan konteks budaya, sosial, dan bahasa.
Etika Komunikasi: Menjadi Komunikator yang Bertanggung Jawab
Etika mengajarkan kami bagaimana berkomunikasi dengan benar, adil, dan tidak merugikan orang lain. Sebagai mahasiswa, saya banyak dihadapkan dengan situasi komunikasi, baik secara lisan maupun digital. Contohnya, saat menyebarkan informasi di media sosial, saya harus bertanya: Apakah informasi ini benar? Apakah akan menyinggung atau menyakiti pihak lain?