Mohon tunggu...
Rahmad Agus Koto
Rahmad Agus Koto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Generalist

Aku? Aku gak mau bilang aku bukan siapa siapa. Terlalu klise. Tidak besar memang, melalui niat dan usaha, aku selalu meyakini bahwa aku selalunya memberikan pengaruh yang baik bagi lingkungan sosial maupun lingkungan alam dimanapun aku berada.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mengapa Perempuan Berwajah Cantik Semakin Banyak?

29 Oktober 2013   13:47 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:53 3027
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13830342641378759038

[caption id="attachment_274905" align="aligncenter" width="512" caption="Field of Flowers @ebaumsworld"][/caption] Hari sabtu yang lalu (26/10/2013), setelah saya bersama dua orang teman memberikan kuliah umum kepada adik-adik di kampus Biologi FMIPA Universitas Sumatera Utara, kami ngobrol-ngobrol di kantin. Salah satu topik yang kami obrolkan adalah mengenai perempuan. Saya memulai obrolah dengan mengajukan pertanyaan, mengapa perempuan berwajah cantik semakin banyak? Pertanyaan ini saya ajukan karena melihat mahasiswi di kampus ketika itu, secara perasaan semakin banyak yang cantik dibandingkan sekitar tahun 1996 yang lalu. Bukan berarti saya mata keranjang loh... ^^ Ternyata pendapat saya tersebut mereka setujui, bahkan salah satu teman tersebut menghitung-hitung jumlah perempuan yang berwajah cantik  di setiap angkatan jurusan kami, dan kami sepakat bahwa memang iya, jumlahnya cenderung meningkat seiring pertambahan angkatan. Kami juga sepakat bahwa kecantikan perempuan itu sebenarnya tidak relatif, karena ada parameter-parameter logis yang bisa digunakan untuk mengukur tingkat kecantikan dan kegantengan seseorang. Misalnya kesimetrisan dan keseimbangan jarak antara komponen-komponen wajah beserta ukurannya. Saya tidak puas hanya dengan modal pengamatan kami saja karena cenderung subjektif. Setelah saya menelusuri perpustakaan dunia, ternyata memang ada beberapa penelitian ilmiah yang sesuai dengan pendapat kami. Salah satunya adalah penelitian yang dilakukan oleh psikolog Satoshi Kanazawa. Dari hasil penelitiannya mengenai hal ini, salah satu simpulan umumnya adalah perempuan yang cantik semakin banyak dan laki-laki ganteng cenderung menurun (Daily Mail & Psychology Today). Kami pun mendiskusikan argumen untuk menjelaskan fakta tersebut. Diantaranya adalah dampak dari kemajuan dan perkembangan ilmu kesehatan, melalui program-program yang mencegah berbagai jenis penyakit dan komsumsi nutrisi berkualitas yang secara umum semakin baik. Kemudian, batas-batas jarak geografis yang semakin sempit akibat dari kemajuan transportasi global dan teknologi komunikasi antar sosial budaya yang tidak lagi dibatasi oleh ruang dan waktu. Sehingga memperbesar peluang terjadinya perkawinan antar ras yang cenderung menghasilkan ras dengan wajah yang lebih unik dan lebih cantik. Selain kedua argumen yang kami hasilkan di atas. Saya juga mengajukan suatu argumen dari sudut pandang biologi evolusi. Dari sudut pandang biologi evolusi, dengan asumsi tujuan evolusi yang dikendalikan oleh kekuatan “alam” untuk mempertahankan spesies (survive), yang dilakukan dengan cara memperbanyak jumlah individu, melalui mekanisme penciptaan kondisi genetis yang membuat lahirnya jenis kelamin perempuan lebih banyak daripada laki-laki. Setelah itu evolusi menciptakan kondisi yang memperbesar peluang terjadinya reproduksi melalui mekanisme memperbanyak jumlah perempuan yang cantik yang secara natural lebih disukai oleh laki-laki. Bagaimana menurut teman-teman pembaca? Masih banyak celah yang bisa didebatkan bukan? Salam Hangat Sahabat Kompasianers… ^^

[-Rahmad Agus Koto-]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun