Siapa yang tak kenal Kuba? Pemimpinnya Fidel Castro mampu membuat panas Amerika. Ia tidak pernah takut dengan siapapun dan negara manapun. Keberaniannya itulah yang membuat Kuba maju pesat khususnya bidang pendidikan dan kesehatan. Lebih dari 40 tahun Castro memimpin Kuba dipastikan hampir tidak ada perlawananan karena kekecewaan rakyatnya kecuali provokator Amerika.
Walau hidup dengan kemiskinan akibat embargo ekonomi Amerika, Kuba masih sanggup menggratiskan seluruh biaya pendidikan rakyatnya, mulai dari tingkat Sekolah Dasar (SD) hingga pendidikan doktor (S3). Sedangkan bagi mahasiswa asing, pemerintah Kuba juga memberikan beasiswa. Slogan-slogan untuk membangkitkan gairah belajar bersama semacam "the people should teach the people" atau "if you know, teach; if you don't know learn", sengaja dipublikasikan besar-besaran di lahan-lahan pertanian, perkebunan, dan pabrik-pabrik. Bahkan di media-media massa Kuba sering tampil seruan "every Cuban a teacher, every hause a school". Berkat usaha itu, tingkat melek huruf di Kuba terbilang tinggi.
Sebelum Castro memimpin Kuba (1959), angka buta huruf mencapai 30% dan sejak 1961 Kuba bebas dari buta huruf. Demi memajukan dunia pendidikan, Kuba juga membenahi proporsi jumlah tenaga gurunya hingga mencapai tingkat ideal. Di sekolah dasar setiap dua puluh orang murid dilayani oleh seorang guru. Sedangkan di sekolah menengah, satu orang guru mengajar lima belas orang siswa. Dengan demikian, hubungan guru murid dipastikan berlangsung efektif.
Menjadi seorang guru haruslah berasal dari lulusan universitas. Guru juga harus selalu mendapat pelatihan yang berkualitas secara intens. Bersama orang tua dan pegawai administrasi sekolah, mereka menyelesaikan setiap masalah pendidikan.
Sejak tahun 2000, pemerintha Kuba menggelar program yang dinamakan University for all. Program ini memberi kesempatan bagi seluruh rakyat Kuba laki-laki perempuan, menikah ataupun belum, untuk menempuh pendidikan hingga universitas. Tujuannya untuk menjadikan Kuba sebagai negara nation be come university.
Sala satu program ini adalah pendidikan melalui televisi. Bayangkan saja, siaran pendidikan melalui televisi ini diberikan oleh para profesor. Pemerintah memberikan waktu tayang sebanyak 394 jam siar untuk program pendidikan setiap minggunya. Ini berarti senilai 36 persen dari total waktu siaran televisi.
Dengan kondisi semacam itu tidak mengherankan Kuba berada di posisi ke-52 dalam peringkat indeks pembangunan manusia (HDI) di dunia. Seperti diketahui ada tiga indikator HDI, yaitu kesehatan, pendidikan, dan ekonomi. Bandingkan dengan Indonesia yang berada di peringkat 111.
Bagaimana dengan pendidikan di Indonesia? Komitmen saja tidak cukup. Konsisteni melaksanakan hak warga negara mendapatkan pendidikan dan kewajiban negara menyediakan pendidikan gratis harus diwujudkan. Adakah pemimpin yang berani mengubah total sistem pendidikan kita? Wallahu'alam (***)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI