Mohon tunggu...
Aymara Ramdani
Aymara Ramdani Mohon Tunggu... Administrasi - Orang yang hanya tahu, bahwa orang hidup jangan mengingkari hati nurani

Sebebas Camar Kau Berteriak Setabah Nelayan Menembus Badai Seiklas Karang Menunggu Ombak Seperti Lautan Engkau Bersikap Sang Petualangan Iwan Fals

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Sang Guru; Novel Biografi Ki Hajar Dewantara, Kehidupan, Pemikiran dan Perjuangan Pendiri Tamansiswa (1889-1959)

25 November 2015   12:53 Diperbarui: 25 November 2015   14:24 760
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Sang Guru. cover by Yudi Irawan"][/caption]

 

Umar Bakri Umar Bakri
Banyak ciptakan menteri
Umar Bakri
Profesor dokter insinyurpun jadi
(Bikin otak orang seperti otak Habibie)
Tapi mengapa gaji guru Umar Bakri
Seperti dikebiri.

#Iwan Fals#Guru Oemar Bakri

 

Mungkin syair dikalimat akhir sekarang ini sudah tidak relevan lagi, karena gaji guru terutama yang PNS dan Swasta sekarang sudah besar dan sejahtera, bahkan ada kabar yang mengatkan bahwa SK guru sekarang ini sudah di gadaikan untuk keperluan-keperluan yang hedonis. ngeriii, jika itu benar. gaya hidup membawa seseorang ke gerbang kehancuran, namun jika itu benar ya kawan. semoga siy salah kabar tersebut.

nah, ini yang sangat membanggakan kita semua. Mutiara terpendam. mutiara yang walau dikubangan lumpur tetap saja mutiara tak akan tertukar, ia adalah guru honorer yang mengabdikan dirinya di pelosok negeri. dengan berbagai keterbatasan, namun mereka tetap bersemangat dan tulus dalam memberikan pengajaran dan pencerahan yang membawa pengetahuan bagi mereka. Sukarelawan, ini juga sangat berjasa dalam memberikan pemahaman tentang pendidikan. banyak sekali sukarelawan yang siap menyisihkan waktunya untuk memberikan pencerahan dan membuka wawasan bagi sesama.

Sekolah-sekolah Jalanan banyak kaum muda yang mau mengajar di tempat itu. dan aku berteman dengan pengelola Gubuk IPPA RAwamalang yang begitu tulus dalam memberikan pencerahan kepada murud-murid disana. itulah mengapa kita masih harus selalu bersyukur dengan mutiara-mutiara terpendam tersebut. mereka ada, mereka bergerak, mereka beraktifitas tanpa blow up media. karena ketulusan adalah jiwanya. karena memberi adalah prinsipnya dan langsung mempraktekkan kata-kata "Orang yang bermanfaat adalah orang yang berguna bagi orang lain" tak ada retorika. mengalir deras laksana aliran air di pegununang. jernih dan sejuk. itulah jiwa para mutiara yang memberikan pencerahan bagi kita semua.

Jauh sebelum ini, sekira tahun 1889-1959, seorang anak Indonesia lahir. terlihat ringkih badannya namun keras dalam prinsipnya.Pribadinya begitu keras dalam memperjuangkan persatuan Indonesia. Bersama sahabatnya Beliau mendirikan partai IP, namun partai tersebut di bredel Londo pada tahun 1912, justru pembredelan ini membuatnya semakin menambah semangatnya dalam mengkritik dan mengolok-olok pemangku kekuasaan pada saat itu.

Bapak Pendidikan kita ini, Ki Hajar Dewantara, yang lahir di Jogjakarta, yang akhirnya sekarang menjadi kota Pelajar dan menurut saya kota jogja adalah kota yang nyaman, dengan kebudayaannya yang masih terjaga. Ki Hajar Dewantara yang lahir pada hari Kemis Legi, 2 Ramadhan 1309 H, atau bertepatan dengan tanggal 2 Mei 1889. ini adalah keturunan langsung bangsawan Jawa. Ayahnya bernama Kanjeng Pangeran Harjo Soerjaningrat.

Sedangkan Ibundanya bernama RAden Ayu SAndijah, yang juga termasuk salah seorang keturunan bangsawan di Istana Kadipaten Puro Pakualaman. Ibundanya sangat besar minatnya belajarnya terhadap ilmu kebudayaan JAwa dan ilmu Agama Islam. Nah kehidupan Ki Hajar Dewantara memang sudah terbiasa hidup di lingkungan istana. Namun kedua orangtuanya tidak diperkenankan tinggal di dalam istana Puro Pakualaman, hal itu karena kedua orang tuanya begitu gigih dalam menentang penjajahan Belanda yang selalu ikut campur dalam mengurusi pemerintahan di istana kadipaten Puro Pakualaman. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun