Mohon tunggu...
Putra
Putra Mohon Tunggu... Freelancer - UX Designer

Seorang UX Designer namun suka nulis banyak hal

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Selain Game Kekerasan, Berikut Faktor Lain yang Membuat Anak Menjadi Agresif

27 April 2024   12:49 Diperbarui: 27 April 2024   12:52 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Sander Sammy on Unsplash

Jakarta 27 April 2024 - Perilaku agresif pada anak tidak selalu disebabkan oleh paparan terhadap game kekerasan. Ada berbagai faktor lain yang dapat mempengaruhi kecenderungan agresif pada anak, dan penting bagi orang tua serta pendidik untuk memahami penyebab-penyebab ini demi menjaga kesehatan mental dan emosional anak.

1. Lingkungan Keluarga: Anak yang tumbuh dalam lingkungan keluarga yang kurang harmonis, penuh konflik, atau diwarnai kekerasan cenderung lebih rentan menunjukkan perilaku agresif. Ketidakstabilan emosional dalam keluarga bisa mempengaruhi cara anak berinteraksi dengan orang lain.

2. Pengaruh Teman Sebaya: Lingkungan pergaulan anak juga bisa memengaruhi perilaku mereka. Jika anak berada dalam kelompok teman sebaya yang agresif, mereka dapat meniru perilaku tersebut untuk diterima dalam kelompok atau karena tekanan teman sebaya.

3. Pengalaman Traumatis: Pengalaman masa kecil yang traumatis, seperti kehilangan orang tua, penyalahgunaan, atau kecelakaan, dapat berdampak pada perilaku anak di kemudian hari. Trauma dapat menyebabkan anak menjadi lebih agresif atau defensif.

4. Gangguan Emosional atau Psikologis: Beberapa gangguan emosional atau psikologis, seperti gangguan oposisi, gangguan perhatian, atau depresi, dapat mempengaruhi perilaku anak. Kondisi-kondisi ini dapat membuat anak lebih sulit mengendalikan emosi dan impuls, sehingga menjadi lebih agresif.

5. Kurangnya Pengawasan dan Batasan: Anak-anak yang tidak mendapatkan pengawasan dan batasan yang cukup dari orang tua cenderung lebih rentan menunjukkan perilaku agresif. Kurangnya kontrol dapat membuat anak bertindak tanpa memperhatikan konsekuensi tindakannya.

6. Media Lain Selain Game Kekerasan: Paparan terhadap konten kekerasan di media selain game, seperti film atau acara televisi, juga bisa mempengaruhi perilaku anak. Anak mungkin meniru tindakan agresif yang mereka lihat di layar.

7. Kesehatan Fisik: Faktor kesehatan fisik, seperti kekurangan tidur atau masalah kesehatan lainnya, juga dapat mempengaruhi perilaku anak. Anak yang tidak cukup istirahat cenderung lebih mudah marah dan frustrasi.

Memahami faktor-faktor ini penting bagi orang tua, pendidik, dan masyarakat untuk mendukung perkembangan anak yang sehat dan menghindari perilaku agresif. 

Orang tua dapat membantu anak dengan memberikan lingkungan yang stabil, pengawasan yang baik, serta mengajarkan cara mengelola emosi dan konflik secara sehat. 

Jika anak menunjukkan perilaku agresif yang terus-menerus, mencari bantuan profesional dapat menjadi langkah bijak untuk membantu anak.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun