Mohon tunggu...
P Joko Purwanto
P Joko Purwanto Mohon Tunggu... Guru - Teacher

Becoming added value for individual and institute, deeply having awareness of personal branding, being healthy in learning and growth, internal, external perspective in order to reach my vision in life, and increasingly becoming enthusiastic (passion), empathy, creative, innovative, and highly-motivated.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Drama Kisah Sengsara Tuhan Yesus: Panggilan untuk Pertobatan dan Rekonsiliasi

29 Maret 2024   13:30 Diperbarui: 31 Maret 2024   08:52 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Yesus dihina, didera, dan akhirnya disalibkan karena menanggung dosa-dosa kita/dokumen pribadi)

Drama yang menggugah hati, Kisah Sengsara Tuhan Yesus, diperankan oleh 25 siswa-siswi SMP Tarakanita Magelang, adalah sebuah kolaborasi antara siswa kelas 7, 8, dan 9. Ditulis dan disutradarai oleh Ignatius Hariyadi, drama ini tidak hanya mengisahkan kembali peristiwa sengsara Yesus Kristus, tetapi juga menyelipkan pesan yang memdalam dan relevan bagi kita semua.

Dalam drama ini, umat disuguhkan kisah penuh penderitaan Yesus, yang rela menanggung siksaan dan akhirnya menebus dosa umat manusia. Mulai dari saat Yesus dihadapkan pada Pilatus hingga berjalan menuju Golgota, drama ini memaparkan dengan dramatis bagaimana Yesus dihina, didera, dan akhirnya disalibkan.

Ignatius Hariyadi, dalam sebuah wawancara, menyampaikan kritik sosial yang mendalam. Ia menyoroti betapa seringnya manusia, bahkan dalam kehidupan sehari-hari kita, cenderung untuk menghakimi tanpa dasar yang kuat, seperti yang terjadi pada Yesus dalam cerita. Kritik ini menjadi cermin bagi kita semua untuk merenungkan sikap dan perilaku kita terhadap sesama, serta pentingnya untuk tidak mudah terpancing oleh tuduhan palsu.

Lebih dari sekadar drama religius, Kisah Sengsara Tuhan Yesus juga merupakan sebuah ajakan untuk pertobatan dan rekonsiliasi. Tema "Tinggal dalam Kristus, Bertumbuh dalam Iman, dan Berbuah dalam Kesaksian" yang terdapat dalam drama menjadi pijakan untuk menggali lebih dalam hubungan kita dengan Tuhan dan dengan sesama manusia.

Tinggal dalam Kristus, menurutnya, bukanlah hanya tentang menjalankan ritual keagamaan, tetapi tentang menjadikan Kristus sebagai pusat dari segala aspek kehidupan kita. Namun, kita sering terjebak dalam kehidupan yang dikuasai oleh nafsu dan keinginan duniawi.

Bertumbuh dalam Iman adalah panggilan untuk terus-menerus belajar dan tumbuh dalam pengetahuan akan Firman Tuhan. Namun, sebagian dari kita cenderung malas untuk mengeksplorasi dan memahami ajaran agama kita dengan lebih dalam. Hal ini menciptakan kesenjangan antara apa yang kita katakan dan apa yang kita lakukan sebagai orang Kristen.

Berbuah dalam Kesaksian adalah tentang menjadi saksi hidup akan kasih dan kebenaran Kristus dalam kehidupan sehari-hari. Namun, dalam dunia yang dipenuhi dengan konflik dan kebencian, kita seringkali gagal menjadi saksi yang meyakinkan akan ajaran Kristus. Ini mengundang kita semua untuk merenungkan bagaimana kita dapat menjadi agen perdamaian dan rekonsiliasi dalam masyarakat yang penuh dengan ketegangan.

Panggilan ini tidak hanya berlaku selama masa Prapaskah saja, tetapi untuk seterusnya. Drama ini mengingatkan kita bahwa setiap hari adalah kesempatan untuk hidup sesuai dengan ajaran Kristus, menjadi saksi hidup akan kasih-Nya, dan berkontribusi dalam membangun masyarakat yang lebih baik.

(
("Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu, kuserahkan nyawaku" (Lukas 23:46)/dokumen  pribadi )
Dengan penuh khidmat dan khusuk, drama ini disajikan dari taman Gereja St. Ignatius Magelang menuju gereja, memimpin kurang lebih 500 umat dalam renungan sengsara dan wafat pada hari Raya Jumat Agung, 29 Maret 2024. Melalui kesaksian dramatis ini, kita semua diajak untuk merenungkan misteri terdalam sengsara Tuhan dan untuk mengambil langkah-langkah nyata dalam pertobatan dan rekonsiliasi.

Ya Tuhan yang Mahakuasa dan Maharahim,

Kami bersyukur kepada-Mu atas segala berkat yang Engkau curahkan kepada kami melalui jalan Salib-Mu, tempat di mana kasih-Mu yang tak terbatas terungkap dalam pengorbanan yang penuh kasih. Saat ini, kami bersujud di hadapan-Mu dengan hati yang tunduk dan penuh rasa rendah hati, memohon agar Engkau memberkati kami dengan kekuatan dan keteguhan iman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun