Mohon tunggu...
Indah Novita Dewi
Indah Novita Dewi Mohon Tunggu... Penulis - Hobi menulis dan membaca.

PNS dan Penulis

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Jalan Berdua dengan Anak, Harus Diagendakan Secara Rutin

26 April 2024   20:29 Diperbarui: 26 April 2024   20:31 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Si sulung memegang ketupat (Sumber: dokpri)

Pernah saya baca teori parenting, bahwa ibu dan ayah harus meluangkan waktu untuk ngobrol dengan masing-masing anak. Misalnya hari ini saya pergi berdua dengan si sulung, hanya berdua dan ngobrol fokus tentang dirinya dan mimpi-mimpinya. Besoknya gantian jalan dengan si tengah, lalu berikutnya dengan si bungsu. Ayah juga demikian, secara bergantian meluangkan waktu khusus sehingga ada sesi curhat berdua dengan masing-masing anak.

Dulu saya merasa biasa-biasa saja dengan teori parenting tersebut. Ya kalau bisa ya dijalankan, kalau tidak ya jalan rame-rame berlima seperti yang sudah rutin kami lakukan, kan juga bisa. Begitu menurut saya.

Namun, baru-baru ini saya baru merasakan bahwa meluangkan waktu hanya berdua saja dengan anak, itu besar manfaatnya.

Ceritanya waktu itu hape si sulung rusak. Biasanya, urusan hape ya ayahnya  yang turun tangan. Tapi kebetulan ayahnya sedang keluar kota sehingga tugas itu harus saya emban.

Awalnya saya kira si sulung mau pergi sendiri ke Bintang, tempat servis hape yang paling ternama di kota kami. Ternyata dia minta ditemani. Jadilah kami berdua habis maghrib pergi ke Grandmal Maros untuk memperbaiki hape.

Toko Bintang ada di salah satu ruko di halaman Grandmal Maros. Ternyata proses servis memakan waktu satu jam, sehingga kami memutuskan untuk makan malam sambil menunggu hape selesai diperbaiki.

Saya serahkan ke si sulung mau makan apa. Ternyata dia memilih warung coto dan bakso yang ada di deretan ruko.

Nina, anak sulung saya, memilih untuk makan coto dengan isian daging-paru. Saya juga ikutan. Maksud hati mau isi campur (jeroan dan teman-temannya), tapi logika saya sudah bisa menang mengatasi perasaan, hahaha. Awas kolesterol, awas kolesterol...begitu warning di kepala.

Coto Makassar (Sumber: dokpri)
Coto Makassar (Sumber: dokpri)
Sambil menunggu hidangan, sambil makan, dan sesudah makan, kami ngobrol mengenai apa saja.

Kebetulan saya dan nak sulung sama-sama hobi membaca. Saya pun bilang bahwa saya menargetkan membaca satu buku dalam sebulan tapi baru menamatkan dua buku padahal sudah April.
Nina ternyata sama. Dia juga berharap dapat membaca satu buku dalam sebulan.

Saya bilang bahwa saya membeli tiga buku di bulan Januari tapi baru satu dari tiga buku tersebut yang saya baca, yaitu buku fiksi (novel).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun